Kamis, 24 Juli 2014

Terimakasih SAMUR

Menilai kualitas hidup seseorang tidaklah lepas dari perjalanan hidup yang dia lalui, lingkungan hidupnya, dan teman-teman disekelilingnya. Semuanya terangkum dalam sejarah yang disebut biografi. Entah tertulis maupun tidak, setiap orang memiliki cerita hidup yang membuat dia seperti sekarang. Pun aku seorang, pengalaman hidup selama dua tahun lebih dijakarta, disebuah perusahaan kontruksi telah menjadikanku menemukan sebuah keluarga besar, yah keluarga besar PT. Rekayasa Industri SAMUR Project. SAMUR project dengan anggota keluarga yang berkualitas menjadikanku pribadi yang sedikit meningkat dalam kualitas hidup, Dulu aku yang sangat kuper, seorang dari daerah yang memenjarakan diri dan tidak terbuka kini semua berbalik seratus delapan puluh derajat. Baru kusadari, selama ini diriku hanyalah sekekor katak yang berada dibawah tempurung, merasa besar namun hanya dilingkungan kecil saja.

Jujur kukatakan, suasana kerja paling kondusif yang pernah aku jalani selama berpindah-pindah kerja adalah di Rekayasa Industri samur project, suasana kekeluargaan aku rasakan, meskipun keluarga ini berasal dari dimensi kehidupan berbagai suku, namun kebinekaan  itu menjadikan semakin mengikat satu sama lain, apalagi project ini dilaksanakan diluar negeri, yaitu dimalaysia, kekerabatan yang kurasa semakin kental saja, disamur ini jugalah pengalamanku keluar negeri yang pertama kali. Tak terasa, teman disekeliling mengajarkan aku menjadi pribadi yang lebih dewasa, dahulu aku sempat berfikir, bekerja bukanlah mencari teman, namun tanpa disadari disini malah menjadi keluarga. Yah terkadang menjilat ludah sendiri adalah aib, namun untuk menemukan keluarga seperti disamur aku rela melakukannya.

Mengingat kalian teman-teman samur, aku sangat bahagia kenal dengan kalian. Mba Marisa, teman pertama yang aku kenal di Samur project, dia pula yang mengajari aku semua kerjaan, trainerku. semua ilmu sudah dia berikan, saatnya sekarang aku turun gunung dengan kanuragan yang diajarkannya. Arif Rahman Hakim, sahabat dan teman yang memberikan aku pelajaran dimana kesabaran itu yang paling utama, dia orang paling sabar yang aku kenal selama ini, Aan Haryana, nah ini orang banten yang gaul, merasa paling tampan sedunia dan dia menganggap aku saingannya dalam hal ini, pak Djoko Waskito, senior yang mengajarkan bagaimana harus 'Takut kepada Istri'. Boss Saut Marolop Pardede, Boss yang senang kerja sampai malam hari dan tak lelah mengirim email walau jumlahnya ratusan setiap harinya, tugasku merekap emailnya, semangat boss, kondisi aman, saat menyalakan cerobong asap, itu kode untuk merokok dikala sudah lepas malam dan tidak ada orang lagi dikantor, dan biasanya hanya kami berdua saja sama satpam kantor yang tertinggal.

Adalagi Nessia Fausta, orang yang paling berpikir positif menurutku, pintar, cerdas, pantang menyerah. Hebatnya lagi sekarang dia melanjutkan sekolah S2 ke belanda, dengan beasiswa, aku tak tau sebatas mana nanti kepandaiannya sepulang dari belanda, yang jelas teman satu ini pekerja keras sekali. Desi Nur marlina, um... susah aku mendeskripsikannya, tapi dia ini selalu aku minta tolong untuk beli pulsa, kalau lewat didepannya saja saling pandang dan lempar senyum dia pasti paham aku mau beli pulsa. Herman Pasaribu, yah teman Batak yang pertama kali aku ketemu lebih kurus, sekarang bajunya tampak kekecilan semua, berow saatnya meeting ditempat bude mar, ini kode kami kalau mau makan sarapan.

Annisa Nasrotul Aisa, dan Septi intan wulandari, orang jawa yang tak pandai bahasa jawa namun fasih bahasa sunda, sedikit informasi tentang kedua cewek ini, namun yang jelas, anisa dan septi keduanya berkerudung, kalau acara makan makan ajak keduanya, pasti tau tempat-tempat yang enak makanannya. oh ya tak mungkin aku melupakan satu nama ini, Subranto, yah nama satu ini sangat baik sekali, orang yang sangat kebapaan, walau sudah berumur namun semangat mudanya masih membara, masa muda adalah masa keemasan mungkin motto hidupnya, buktinya seusianya masih dikaruniai seorang bayi mungil yang baru lahir beberapa bulan yang lalu. monggo-monggo.. kode pak branto kalau mau mengajak merokok.

Ada lagi kang Dadan kostaman, yang belakangan dipanggil dengan sebutan "Surya Paloh" mungkin karena brewoknya dia, terus kalau ingat kang Dadan pasti sepaket dengan Pramono, ini sudah tidak bisa dipisahkan seperti gareng dan petruk dalam tokoh punokawan. Adalagi Egy Triwansyah, Mahmud Triska, ini teman saat mengajak ke masjid, kedua orang yang tidak neko-neko, masih polos saja, tidak tau lah sebenarnya, ini teman sunda. Siswoyo, orang klaten yang punya istri disurabaya,  sama juga ini teman yang selalu mengajak ke masjid.

Tas Eliminasi dari teman-teman
Maaf hanya menyebutkan keluarga yang dijakarta saja hanya sedikit perwakilan, untuk mewakili kenangan bersama kalian. Menyebut satu persatu teman teman disamur project akan banyak sekali, lha wong saya dan mbak marisa ini adalah palang pintu pertama yang mengurusin administrasi teman-teman disamur, namun yang pasti, tanpa disebutpun mereka sangat berarti bagiku, Nico Simanjuntak, Warsito, Choir, Januar, pak gatot, Dhimas, Pak Budi Mijil, Pak Welly, Pak Herman Kastadi, Imam Arifinato, Anjas, Winsar, Dhuta, Amad Mungalim, Atok trianto, Agus Oka dan semuanya keluarga samur, yang tak sempat aku tuliskan satu persatu nama kalian atau deskripsi tentang kalian. Namun yang jelas, semua dari kalian keluarga besar samur, aku berterimakasih pada kalian. Dari kalianlah aku belajar untuk membuat catatan tentang kebaikan, meningkatkan kualitas perjalanan hidupku, yang mungkin bisa menjadi cerita tersendiri dalam kenangan perjalanan hidupku.

Saat seperti sekarang ini adalah hari dimana paling aku benci, yaitu saat dimana aku harus mengucapkan kata perpisahan dengan teman, sahabat, yang sudah seperti keluarga. Keputusan sudah dibuat dan hidup harus berlanjut, untuk sementara keluarga ini aku tinggalkan, mungkin suatu saat aku kembali, wallahualam. Namun yang pasti saat ini aku akan kembali ke keluarga kecilku dahulu disemarang. 
Diujung Hari tanpa terduga aku memperoleh hadiah tas eliminasi, jadi merasa aku diantar pulang, terimaksih teman teman, kenangan dengan kalian sungguh sangat susah untuk dilupakan.

Tetap Semangat SAMUR!!!!!

Senin, 21 Juli 2014

Catatan Kecil Hari Terakhir di Jakarta

Entah mengapa aku bisa terpesat ke ibukota Jakarta, yah kota metropolitan kebanggan bangsa Indonesia. Memang takdir sering kali berbanding terbalik dengan keinginan. Jauh sebelum aku ke Jakarta, dalam benakku tidak pernah terlintas untuk tinggal bersemayam dikota yang sudah penuh sesak dengan manusia dari berbagai daerah di Indonesia ini. Berbagai alasan aku kemukakan untuk menolak tinggal dikota ini, tapi yah lagi-lagi alasan ekonomilah yang membuat aku terpesat sampai disini. Demi menyambung hidup aku terima tawaran dari sahabatku masa kecil untuk membantunya bekerja diperusahaan dimana dia bernaung. Ya dialah sahabatku, yang selalu memikirkan keadaanku. Benar-benar seorang sahabat bagiku.

aku dan sahabat saat touring bersama
Tahun 2012 yang lalu sahabatku ini tiba tiba menghubungiku via SMS dia memintaku mengirimkan CV (curriculum vitae) atau daftar riwayat hidup serta Photo, seperti gayung bersambut, pada saat itu memang aku lagi butuh pekerjaan, kerjaku saat itu hanya serabutan, dua tahun menikah aku tanpa pekerjaan. Saat itu aku ingat sekali pulang dari mengantar kerja istri aku tak langsung pulang kerumah, tapi mampir ketempat bulik di kaligawe sawah besar semarang saat sahabatku ini mengirim SMS. Setelah kubaca isi pesannya tanpa pikir panjang aku langsung pulang untuk mengirim email kelengkapan yang diminta sahabatku ini. Setelah dia baca emailku tak berapa lama langsung dia menelponku, katanya besok aku langsung diminta kejakarta untuk interview. "wah cepat banget responnya pikirku".

Singkat cerita keterimalah aku bekerja di jakarta, atas jasa sahabatku ini, walau semuanya adalah takdir bahwa aku harus bekerja dijakarta, 12 Mei 2012 aku datang di jakarta dengan menumpang bus. Hari minggu dijakarta, orang kampung dikota besar. Dijakrta aku tidak memiliki saudara seorangpun, sahabatku ini ternyata juga sudah diproyek malaysia. Aku seorang diri, sendiri dan sepi itu yang pertama kurasakan dikota besar ini.

Jakarta memang miniatur Indonesia, bukan karena Taman Mini Indonesia Indah ada di Jakarta, namun hal ini dikarenakan banyak suku bangsa di Indonesia mewakili daerahnya untuk kejakarta, kebanyakan alasannya sama denganku, alasan ekonomi. Begitu pula ditempatku bekerja ini, banyak kutemui berbagai suku yang ada diIndonesia berada satu atap, mereka melupakan ego daerah sama sama perantauan adalah saudara. Hal ini seakan membukakan mataku yang selama ini hanya berada diseputaran jawatengah dan semarang saja. maklum wong ndeso. Ini membukakan wawasan bahwa selama ini aku bagaikan katak dibawah tempurung saja.

Kini Setelah 2 tahun 2 bulan 18 hari dijakarta, aku merasa cukup untuk kembali pulang ke Semarang, terimakasih sahabatku, tanpa bantuanmu selama ini mungkin aku sedikit banyak tidak akan seperti sekarang. Maafkan aku jika tak mampu memenuhi ekspektasimu, inilah aku yang akan selalu menganggap kamu sebagai sahabatku. Saat ini aku kembali kesemarang, namun aku tak tau jika nanti takdir mengatakan lain.

Kupersembahkan untuk seorang Sahabat.
Menghitung mundur empat hari menjelang pulang dari perantauan. 

Jumat, 18 Juli 2014

Pengalaman Menunggu Istri Melahirkan

Saat menghapus pesan pesan lama di telephon genggam tanpa sengaja membaca pesan dari teman yang dulu mereplay pesanku saat aku kabari bahwa anak pertamaku sudah lahir. Jadi ingat dengan bagaimana rasanya saat itu menunggu detik detik lahirnya anak pertama, dan mendengar derita istri kesakitan saat kontraksi mau melahirkan, sungguh pengalaman yang sangat berharga yang tidak dapat ditukar dengan apapun. sehingga tidak ada salahnya dishare disini, bagaimana nanti jika ada pembaca blog ini saat istri mau melahirkan sudah benar-benar siap dan siaga serta tidak panik.

Hari rabu tanggal 24 November 2010, itu hari terakhir istriku bekerja, karena untuk tiga bulan berikutnya dia ambil cuti melahirkan, bukan cuti hamil lho ya, soalnya kalau cuti hamil pasti sejak pertama kali hamil istriku sudah mengambil cuti. Sore itu dari menjemput istri langsung tak ajak periksa ke dokter kandungan, Dokter Soleh Kosim di Rumah sakit bersalin Ibu dan anak manyaran. Biasa lah konsultasi soal kandungan dan memastikan HPL (Hari perkiraan Lahir), karena perkiraan lahir masih seminggu lagi, makanya istri mengambil cuti seminggu sebelum HPL. Kata dokter bayinya sudah mapan kemungkinan tidak akan mundur dari HPL. Dokter meyarankan jalan-jalan pagi biar saat melahirkan gampang katanya.

Sesampainya dirumah istri langsung istirahat, keesokan harinya belum sempat jalan jalan, tapi hari itu istri mengajak menyiapkan tas yang diisi perlengkapan melahirkan jika sewaktu waktu tiba saat melahirkan tinggal berangkat saja. Istriku ini termasuk wanita yang teliti dan selalu menyiapkan segala sesuatu dengan dasar nurut kata orang, jadi didalam tas yang disiapkan untuk dibawa ke rumah sakit itu sudah diisi peralatan ibu melahirkan seperti baju ganti, pembalut wanita, stagen, gurita untuk ibu, juga peralatan untuk bayi seperti gurita bayi, popok, botol susu, selendang untuk bedong bayi, tutup kepala bayi, semua sudah disiapkan dan tertata rapi, seharusnya aku yang nyiapin, tapi dia malah lebih teliti dari aku, semua sudah disiapin dalam satu tas, katanya untuk persiapan nanti melahirkan biar kalau mau kerumah sakit tinggal bawa saja, aku menurut saja wong itu alasan yang sangat masuk akal kok.

Kamis sore beberapa kali istri bilang perutnya mulas karena kontraksi, namun tidak sering, hari itu dia pengen aku tidak kemana mana takut hari lahirnya maju, namun aku sih santai saja masih menganggap seminggu lagi hari lahirnya, tapi tetep saja aku dirumah nungguin istri, pada saat yang sama istri teman juga hamil tua, sekitar jam 20.00 iseng iseng sms teman apa bayinya dah lahir, eh ternyata sudah lahir juga teman ini sekantor juga dengan istri, yah dalam obrolan itu aku bilang istri lahiran sekitar seminggu lagi. Karena seharian tidak tidur sibuk menyiapkan perlengkapan dan kegiatan yang lain, jam 21.00 istri ngajak ditemenin tidur , baru limabelas menit perutnya kontraksi terus dan agak sering, tak tanya apa mau kedokter, maksudku sih nenangin tapi dijawab tidak, soalnya sama sama masih percaya HPL tidak akan maju, dan baru kemarin periksa ke dokternya.

Skitar jam 22.00 istri merasa ada sesuatu yang keluar dan dilihat dikamar mandi, begitu kluar dia bilang ada darah yang keluar, dan langsung minta diantar kerumah sakit, jadilah jam 22.00 kamis malam tanggal 25 November 2010 lsg saya antar istri ke rumah sakit, tidak lupa juga tas perlengkapan yang sebelumnya sudah disiapkan langsung dibawa, dalam kondisi ini sebenarnya saya sangat panik, namun jika saya tidak tenang semua akan memperburuk keadaan. Kebetulan jarak rumah sakit lumayan dekat dari rumah, dengan naik motor saya antar istri ke rumah sakit. Begitu sampai di rumah sakit istri langsung saya serahkan ke bidan jaga untuk segera ditangani, dan saya langsung mengurus administrasi pendaftaran. Hal ini perlu dilakukan untuk mempercepat proses penanganan.

sekitar satu jam kemudian istri saya keluar dari ruang pemeriksaan, bidannya bilang kesaya untuk rawat inap, dikatakan ke saya sudah bukaan satu, kemungkinan 5-6 jam baru lahiran, wah disitu saya langsung merasa panik sebenarnya, mungkin karena melihat istri kesakitan saat kontraksi. menunggu saat istri akan melahirkan ini adalah sesuatu yang sangat menegangkan, ketika kontraksi istri kesakitan rasanya seluruh badan ini juga merasa sakit, ingin menolong tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ketika mertua datang untuk ikut menjaga, istri saya yang dalam keadaan seperti itu masih saja memikirkan saya, dia menyuruh saya pulang untuk istirahat, katanya takut saya sakit nanti, karena memang kami dari siang belum sempat tidur. Yah Suami mana coba yang tega meninggalkan istrinya kesakitan mau melahirkan sementara dia bisa tidur nyenyak dirumah, aku tidak akan begitu. Dari situ kuketahui ternyata istriku sangat mencintaiku, saat dirinya butuh perhatian ternyata dia masih sempat-sempatnya memikirkan keadaanku.

Jam 3 dini hari terjadi kontraksi hebat, dan ada pendarahan, saya segera memanggil bidan jaga bagaimana penanganannya, bidan segera sigap meminta istri segera dipindahkan keruang bersalin. Sebenarnya saya ingin menemani istri diruang itu, namun bidan melarangnya, katanya biar dokter dan bidan saja yang menangani. Saat seperti itu sebenarnya saat yang paling menyiksa perasaan, beraneka macam pikiran berkecamuk, berebut silih berganti memasuki benak pikiran. Doa tak henti hentinya kupanjatkan pada ALLAH untuk keselamatan proses kelahiran istriku dan anak ku lahir dengan selamat dan normal,  Lutut terasa lemas dada bergetar, berjalan kian kemari seperti setrikaan pun kulakukan, duduk hanya sebentar berdiri, duduk dan berjalan silih berganti. orang yang melihat pasti pusing dengan ulahku, tapi aku tak perduli, aku hanya berharap keaadaan ini cepat berlalu dengan harapan istri dan anakku selamat.

Azan subuh tiba-tiba berkumandang, karena ada mertua yang juga menunggu didepan ruang bersalin, maka langsung kulangkahkan kaki ke mushola rumah sakit, kuambil air wudhu. dan segera kutunakian kewajiban sholat subuh. Mungkin hari itu adalah sholat paling khusuk yang aku lakukan, iklas, kutartilkan bacaan dari rakaat awal sampai akhir. tanpa terasa air mataku mengalir, selesai sholat kupanjatkan doa dengan penuh kekhusukan, sangat berserah kepada Allah, memohon keselamatan dan kelancaran proses kelahiran istriku, pokoknya kumohonkan kepada Allah semua berakhir dengan selamat.

Selesai dari sholat saya langsung kembali kedepan ruang bersalin, mertua masih didepan ruang bersalin berarti istri masih belum selesai bersalin. Dari luar ruangan aku mendengar istri berteliak kesakitan, wah hatiku langsung merasa semakin panik saja, namun tak begitu lama mungkin sekitar 10 menit didepan ruangan bersalin tepatnya pukul 04.18 hari jumat 26 November 2010, aku mendengar tangisan bayi, yah tangisan anakku, saat itu rasanya ingin segera kuterobos barikade pertahanan ruang bersalin, ingin kulihat keadaan bayi dan istriku, namun hal itu tidak bisa, rasa senang panik dan penasaran menyelimuti diriku, suara bayi terdengar, berarti proses persalinan selesai, namun bagaimana keadaan istriku? kok tidak kudengar suaranya? rasa bahagia sesaat tertutup denga perasaan was-was menanti kabar keadaan istriku.

Beberapa saat kemudian bidan keluar dari ruang bersalin, menemuiku dan mengucapkan selamat, istri dan anak selamat, perasaan lega dan gembira langsung menyelimutiku, namun aku belum boleh menemui istriku karena sedang dirawat oleh dokter katanya, yah tidak apa apalah, yang penting istri selamat dan anakku juga. kemudian aku keruang perawatan bayi untuk melihat bayiku, disana aku ditunjukkan bayiku yang sedang dibersihkan dan dibedong oleh suster, baru ku sadari, ternyata anak pertamaku laki-laki, Alhamdulillah.

Pengalaman menunggu istri melahirkan adalah sesuatu yang sangat mendebarkan, disana ada proses persiapan sebelum melahirkan, menjaga istri saat akan melahirkan, mengantarkan ke rumah sakit, serta terus berdoa kepada Allah untuk keselamatan istri dan anak. Perasaan bahagia akan hadir ketika semua berjalan dengan baik sesuai rencana. Serasa mendapatkan kemenangan melalui proses yang panjang. Tidak ada juara tanpa proses dalam pertandingan, tiada asa tanpa kita melakukan tindakan nyata. Semua terbayar dengan kelahiran bayi dengan selamat dan istriku kembali sehat. terimakasih ya Allah atas nikmat yang engkau berikan ini.

Terimakasih ya Allah engkau kabulkan doaku waktu itu, akan kujaga amanah ini dengan sebaik baiknya. Jadikan keluargaku sakinah, dan anak-anakku sholeh dan saleha.
Amin.


Kamis, 17 Juli 2014

Mencari Pasangan Hidup

Berawal dari obrolan ringan di group BBM (Blackberry Message) ada teman laki-laki di group yang mengirim pertanyaan ringan nan menggoda, dia bertanya "neng ngendi golek bojo? (dimana mencari istri?). Pertanyaan itu dengan cepat dijawab oleh teman yang lain, dan jawabannya pun diluar dugaan dengan lugas, tegas dan mengandung sejuta makna jawaban adalah "beli saja ale-ale digosok barcodenya siapa tau dapat istri". ale-ale itu merk minuman ringan yang memberikan hadiah dengan menggosok barcode, dan bisa ditebak kan respon chat selanjutnya? semua tertawa dan saling lempar joke menimpali chat tersebut.
Sumber: sucinurhikmah.wordpress.com

Dari pertanyaan dan jawaban diatas kemudian saya jadi tertarik untuk membahas bagaiman cara mendapatkan pasangan hidup yang baik untuk kita. Dalam mencari pasangan hidup, jauh jauh hari semua orang sudah punya kriteria bagaiman dan seperti apa pasangan hidup yang di inginkan, semua sudah masuk dalam daftar keinginan masing-masing. Kriteria umum dan standard yang sering masuk dalam daftar keinginan diantaranya kaya harta, beriman (baik agamanya), setia, untuk cowok gagah, utk cewek anggun, cantik dsb. kalau falsafah budaya orang jawa biasanya berpegang pada 3B (tiga "B") patokan khusus, Bibit, Bobot, Bebet. Dari masa kemasa falsafah ini terus digunakan, walau terdengar kolot namun ini ada benarnya juga lho, soalnya pasti kita tidak akan menikah dengan orang yang asal usulnya tidak jelas kan, walau pada akhirnya jodoh ada ditakdir ALLAH SWT.
Penjelasan dari falsafah jawa ini mungkin hanya sebagai patokan awal untuk menimbang calon pasangan kita. 

Yang pertama adalah Bibit, bibit diartikan sebagai asal usul calon kita dari keturunan yang baik atau tidak, walau banyak kontroversi namun baik disini mungkin dinilai dari garis keturunan, trah, dan sebagainya yang berhubungan dengan garis keturunan dan genetika, kalau bisa dari bibit yang kualitas super itu maksudnya. padahal kita tau yang paling super saat ini hanya pak Mario Teguh kan?

Yang kedua adalah Bobot, Bobot disini diartikan lebih mengarah kepada timbangan. Yang biasa ditimbang ukurannya adalah harta kekayaan, semakin kaya harta berarti bobotnya semakin besar, dan ini yang dipandang sebagai pertimbangan. karena kekayaan melambangkan kemakmuran. Makanya orang tua dari wanita sering sekali mencari orang kaya untuk dinikahkan dengan anak gadisnya, dengan harapan anak gadisnya ini bisa bahagia. Maklum cuy... pandangan umum, harta sumber kebahagian katanya.

Yang ketiga Bebet, Bebet ini diartikan sebagai lingkungan sosial, tingkah laku, ahlak, dari calon pasangan hidup. Akan sangat wajar jika kita menilai penampilan seseorang pasti berujung pada penggambarkan dari mana dia berasal, lingkungan dia bergaul, dan dikeluarga seperti apa dia dididik. Jadi Bebet sangat berdampak pada bagaimana calon Pasangan hidup ini nantinya bisa membimbing keluarga dan anak-anaknya sehingga bisa menjadikan generasi penerus dengan tingkah laku dan ahlak yang baik. Mendidik anak menjadi sholeh dan saleha sehingga bermanfaat bagi keluarga dan lingkungannya.

Mungkin itu hanya sedikit kriteria calon pasangan hidup yang saya ambil dari falsafah dan budaya jawa saja, lha saya kan orang jawa jadi contohnya falsafah jawa saja. Namun yang pasti masih banyak kriteria yang lain, dan yang terbaik tentunya kriteria sesuai dengan ajaran agama, namun saya tidak membahasnya, belum sanggup. Setelah mendapatkan kriteria  bagaimana calon pasangan hidup, tentunya kita mencari sosok yang sesuai dengan kriteria tersebut, dan ini adalah usaha bagaimana kita mendapatkan pasangan hidup yang kita inginkan. Untuk itu saya mengambil cara sebagaimana yang saya dengar dari komedian cak Cak Lontong. Cak lontong ini juga menggunakan pemahaman 3B (tiga "B"). namun bukan Bibit, Bobot, Bebet. 3B cak lontong itu adalah seperti dibawah ini. mungkin yang dikatakan cak lontong hanya candaan, namun kalau dipikir benar juga. walau sedikit memaksakan apalagi denga penjelasan saya yang ngawur ini. 3B cak lontong adalah sbb:

Berusaha, 
Untuk mendapatkan pasangan hidup yang sesuai dengan kriteria, tentunya kita harus mencarinya kan? tidak mungkin tiba-tiba datang, kecuali dengan penjodohan dari orang tua, tapi itu pasti tidak bisa memilih sesuai kriteria, yah pasrah saja karena hanya dijodohkan orang tua, apa adanya terima saja, lha wong tidak berusaha kok kriteria nawar. Jadi pasangan hidup yang sesuai dengan kriteria dan yang sesuai dengan daftar keinginan kita itu perlu diusahakan, caranya ya perbanyak teman, kenalan, intinya bersosialisasi lah biar wawasan pencarian luas. kalau perlu menggunakan mesin pencari di www.google,com biara mantab.

Berdoa,
Setelah berusaha kok masih gagal menemukan pasangan hidup yang sesuai kriteria, maka B selanjutnya yaitu Berdoa. Berdoa ini memberikan kita motifasi bahwa kita akan menemukan pasangan hidup dibantu oleh Allah SWT, jadi jangan berhenti berdoa biar pasangan hidup kita segera datang dan kalau bisa sesuai kriteria kita, Doanya biasa saja jangan muluk-muluk, berdoa sendiri saja jangan titip teman atau orang, nanti jodohnya malah dikasihkan ke teman malah galau kan? kok maksa ya, nah kalau dengan Berusaha dan berdoa kok masih gagal, maka B selanjutnya adalah:

Bercermin,
Mungkin disini letak punch joke-nya, namun jika di pikir kata bercermin ini ada benarnya lho, kita sudah berusaha, berdoa, lha kok masih gagal saja, maka kita diminta bercermin, bercermin adalah instropeksi diri kenapa kita masih gagal dalam mencari pasangan hidup yang sesuai dengan kriteria kita, apa ada yang salah dengan usaha kita, doa kita, atau ada hal yang lain. kalau boleh diartikan ke kata yang lain, bercermin ini adalah tawakal kepada Allah. yaitu berserah diri pada Allah atas usaha yang kita lakukan.

Dalam menentukan kriteria dan usaha mencari pasangan hidup, jangan dilupakan adalah kualitas kita, jangan sampai membuat ekspektasi yang terlalu tinggi, cocokkan kriteria dengan keadaan kita, jangan sampai pepatah " Seperti pungguk merindukan bulan" disematkan pada kita karena daftar keinginan kita terlalu muluk-muluk, atau jangan pasrah saja karena kita kan diwajibkan untuk berusaha mendapatkan yang lebih baik untuk melanjutkan keturunan yang lebih baik dari kita. Kalau Menurut saya sih istri yang saya dapatkan ini sudah sangat elok, melebihi kriteria saya. jadi ya Alhamdulillah.

Terlepas dari uraian diatas tentunya ada beberapa cara dan kriteria mendapatkan pasangan hidup yang sesuai dengan tuntunan agama, namun apa boleh buat saya belum kuat untuk membahasnya, jadi silakan cari di blog yang menbahasnya sesuai agama ya.. maafkan keterbatasan saya, saya akan terus belajar.

Semoga Bermanfaat dan menambah sisi pandang yang lain, ingat ini hanya tambahan cara mencari pasangan hidup yang umum dimasyarakat, namun bukan seharusnya.




Selasa, 15 Juli 2014

Monyet Dalam Banyak Makna

Monyet Seperti kita ketahui adalah primata yang jenis dan macamnya banyak, besar kecil semua dalam satu spesies primata. Ketika memandang monyet, baik itu gambar, atau secara visual di layar televisi, dan langsung dikebun binatang, pastilah orang  akan tenggelam dalam imajinasi dan pikiran masing-masing mengenai satu mahluk ini. Struktur anatomi monyet memang mendekati manusia secara fisik, ingat hampir menyerupai saja, dan hanya orang gila saja yang mengakui dirinya adalah hasil evolusi sempurna dari monyet. Jika pak Darwin mengakui manusia adalah evolusi sempurna monyet, mungkin pak Darwin memang berasal dari monyet, tapi saya tidak.

Teori evolusi yang menyatakan manusia dari monyet ini memang fenomenal, teringat saat pertama kali menerima penjelasan ini dari seorang guru biologi pada saat SMP dahulu, sayangnya anak kecil seusia SMP tidak akan pernah atau arti kata teori, teori itu hanyalah pendapat seseorang, kita boleh setuju boleh tidak. ketika itu jujur saya juga mengalami hal yang sama, untuk memahami arti kata 'teori' saya masih kecil dan tidak paham arti kata teori, dan parahnya lagi sang guru hanya memberikan penjelasan seperti yang dibuku tanpa menjelaskan ini hanya prndapat dari seorang bernama Darwin,  dan sang guru seingat saya tidak memberikan pembanding, Jadilah saya waktu itu memahami bahwa manusia berasal dari monyet. pemahaman yang memprihatinkan, saya sudah mengatai leluhur adalah monyet, pelecehan yang tanpa sengaja tertanam dalam benak saya ketika masih kecil dahulu.

Sekarang ketika negara api menyerang saat saya sudah paham apa itu arti kata 'Teori", maka sampai kapanpun teori manusia itu berasal dari monyet akan saya buang jauh. Tak akan ku sandingkan dalam jutaan maupun milyaran tahun yang lalu leluhur manusia adalah monyet, tidak akan pernah. terserah klian kalau memang mengakui manusia dari monyet. kalau saya tidak akan menyetujuinya, sekalipun mba Reza Lawang Sewu memaksaku, aku tetap akan bilang tidak.

Lepas dari teori diatas, monyet sudah menjadi dekat dengan beberapa budaya manusia, orang yang memeluk hindu mempercayai adanya Dewa Hanoman yang berujud monyet. Sementara ada juga cerita pemeluk agama budha di Tiongkok yang mendekatkan kera atau monyet dalam cerita perjalanan seorang Bhiksu budha mencari kitab suci, pasti teman teman tau dong si kera sakti Sun Go khong. Apapun itu, semuanya hanyalah teori dan kepercayaan. Namun saya hanya menganggap monyet adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang tidak lebih sempurna dari manusia, dan masuk dalam kelompok binatang.

Terlepas dari hal yang diatas, monyet tetaplah binatang yang lucu, sebagian malah sudah terancam punah, secerdas apapun monyet dia tetap membutuhkan bantuan manusia untuk tetap eksis didunia ini. Jangan sampai spesies yang hampir mirip dengan manusia ini punah dengan cepat didunia ini.


Senin, 14 Juli 2014

Hari pertama Masuk Sekolah

Tak terasa sekarang anak ku sudah berumur 3th lebihnya 7bulan 19 hari. Cukup usianya untuk masuk sekolah, entah mengapa istriku yang cantik pengen anakku ini langsung masuk TK, yah usia yang masih sangat dini lah menurutku. Memang sih, nayato ini untuk soal kemampuan membaca sudah mampu sekali, lha wong usia 2th sudah hapal huruf balok dan hijaiyah, padahal bapaknya dulu baru bisa baca usia 6th. tapi ini namaya perbaikan keturunan, bener tidak mas bro, mbak sist?

sumber: pondokibu.com
Hari pertama masuk sekolah biasanya yang sibuk ini tidak hanya anaknya, tapi juga kedua orang tuanya. menyiapkan segala tetek bengek kelengkapan sikecil yang akan memasuki sekolah hari pertamanya. Dari memandikan, memakaikan seragam, sepatu, menyiapkan tas, wis pokoknya semangat, tapi sayangnya hari pertama nayato sekolah tidak bisa kunikmati, seharusnya abi juga sibuk seperti ayahnya teman-temanmu yang baru masuk sekolah pertama, maafkan abimu le.. masih dijakarta, sebentar lagi pulang kok le.. abi bukan bang toyib.

Tak kalah sibuk sebenarnya ya sang anak itu sendiri. pasti dalam benaknya ada rasa ingin memberontak, malas dengan sesuatu rutinitas yang baru baginya, tapi nak... percayalah, ini terbaik bagimu. maafkan ketidak sabaran orang tuamu untuk segera melihatmu bersaing dengan teman sebayamu. dan juga keegoisan orang tuamu yang ingin segera melihat kamu membanggakan kami, sehingga kamu harus memulai sesuatu yang baru sedini ini. Tapi nak ini demi kebaikanmu dimasa depan, jalani saja pokoknya tujuan kami hanya ingin kamu mengenal sekolah dan kenal cara bersosialisasi dengan teman baru, kamu masih muda, kalau nanti kamu pintar orang tuamu akan sedikit congkak terhadap orang tua teman-temanmu. Kamu tidak menangis saja dihari pertama sekolah kami sudah bangga, bisa menjawab namamu ketika ditanya guru TKmu kami sudah bangga, kamu bisa duduk tenang dengan teman-teman barumu dan berusaha bersosialisasi dengan mereka, kami bangga nak.

Jadi ingat ketika jaman masuk TK pertama dulu, aku menjadi salah seorang yang paling vokal diantara teman-teman atau boleh dibilang paling keras, tangisannya. Entah mengapa, jaman dahulu ketika masuk sekolah itu seperti hal yang menakutkan, mungkin bukan cuma saya yang ketakutan, (mencoba mencari masa biar tidak dianggap cengeng sendirian) tapi saya rasa wajar saya merasa takut saat itu. ini dikarenakan tidak ada penjelasan secara bahasa anak-anak bahwa yang namanya sekolah itu bertujuan untuk menambah pinter, tempat belajar, dan bukan tempat para anak-anak nakal yang kurang ajar dan harus diajarkan sopan santun secara nyata.

memang pengalaman pertama kali itu selalu membuat kita sedikit tegang, hanya butuh waktu untuk menjadikannya terbiasa, dimanapun itu, pertama kali masuk ketempat dan suasana baru pasti ada sesuatu yang menjadikan bingung. wajar saja namanya penyesuaian kok. Fenomenan yang unik dari masuk sekolah ini adalah ketika saya baru membaca dari status seorang teman yang anaknya juga masuk hari pertama sekolah, dan saya juga mengaminininya yaitu, sekarang nama nama anak jaman sekarang itu bagus bagus, tapi tanpa memikirkan arti dari nama tersebut. Hanya karena bapaknya suka bola nama anaknya semua pemain bola, atau ibunya yang kecanduan sinetron, nama anaknya sudah sinetron banget. Yah jaman memang sudah berubah, terbukti abi dan umimu ini memberi nama kamu Nayato Fuala Abdul Aziz, abi mengakui kalo Nayato Fuala tidak ada artinya, makanya agar menunjukkan kamu orang Islam tak tambah Abdul Aziz, sehingga harapan abi dan umi kamu nanti hanya mengabdi kepada Allah yang maha agung itu saja nak sehingga kamu menjadi nayato yang sholeh.  Bahkan nama seperti saya Eko Budi Santoso, saya yakin sudah punah, padahal artinya bagus, anak pertama yang berbudi, kaya serta memberikan kedamaian. jadi mungkin nama seperti saya ini wajib untuk dilindungi dan dikonservasi biar tidak punah. saya ini adalah mahluk langka yang harus dilindungi keberadaannya.

Dihari Pertama sekolah ini, saya berharap nantinya anak saya bisa menjadi manusia yang sholeh, cerdas secara akal dan ahlak, semoga ALLAH mengabulkan permohonanku ini. Belajar yang baik ya nak, doa abi dan umi menyertaimu. 

Jumat, 11 Juli 2014

Hiburan Atau Candu

Siang tadi ketika sholat jum'at dimasjid kantor, kebetulan kok saya tidak tidur lho, soalnya biasanya saya memang datang 30menit sebelum sholat dimulai, alasannya sangat wagu, yaitu karena saya takut tidak kebagian tempat, apalagi dibulan ramadhan seperti ini, wah kalo ndak cepet ndak bakal dapat tempat hehe.. tapi tidak apa apalah, yang penting dateng gasik ke masjid apapun alasannya. Rutinitas biasanya saya sholat sunah dulu tahiyatul masjid, dilanjut sholat sunah qabliyah. sehabis itu saya khusuk duduk bersila dengan kepala tertunduk, saking khusuknya sering disenggol teman karena khutbah sudah selesai. Tapi hari ini entah mengapa saya tidak "khusuk" seperti biasanya. tapi bisa dengan jelas mendengarkan isi khutbah dari khotib jumat hari ini. dan temanya sangat menarik serta menyinggung banget pada keimanan dan kepatuhan kita tentang kewajiban kita kepada sang pencipta, yaitu ALLAH SWT.

summber : taiqoodwin.com
Isi khutbah ini sebenarnya kejadian nyata dimana kita ini sering menganggap segala sesuatu yang harusnya hanya kita jadikan sekedar hiburan saja, malah menjadikan kita kecanduan dengan hiburan tersebut. Hiburan pada dasarnya adalah kegitan sesaat yang jumlah waktunya lebih sedikit dari seluruh waktu yang kita gunakan setiap hari. Seadangkan yang disebut candu adalah sesuatu yang mengasikkan sehingga kita jadi ketagihan dan membuat lupa segalanya, padahal sesungguhnya kegiatan tersebut memakan banyak waktu kita dan hasilnya sia-sia. Sementara dari kita sering bersembunyi dibalik kata hiburan untuk membenarkan kelakuan kita. padahal apa yang kita lakukan yang tadinya cuma menghibur diri, tanpa sadar sebenarnya adalah candu.

Kalau namanya sudah kena candu maka sering kali kita melakukan sesuatu yang kita anggap wajar padahal sebenarnya hanya manfaat semu. Saya memisalkan saat ini ketika putaran piala dunia ditayangkan secara langsung dan kebetulan dini hari, banyak dari kita yang rela untuk bangun malam demi melihat siaran langsungnya, ini adalah hiburan atau candu? Padahal untuk bangun malam melakukan ibadah kita sangat berat, akan tetapi melihat tayangan sepak bola kita semangat sekali. Kalau hal ini disebut hiburan kok banyak yang jika ketinggalan menontonnya malah jadi setres ya. bahkan ada remaja yang gara gara pertandingan sepak bola sampai Bunuh diri. Kalau sudah seperti ini kan bukan hiburan lagi toh namanya? yang namanya hiburan seharusnya kan merefresh diri kita yang tadinya penat dengan kegiatan sehari hari menjadi segar kembali. Lha kalau saya ya mending tidur toh walau saya suka bola saya tidak akan melek sedemikian memaksakan diri, wong besoknya kerja kok. dan daripada  bunuh diri saat team kesayangan kalah lha mending nonton dangdut koplo penyanyinya mba Reza Lawang Sewu. asli seger dan refresh itu menurut saya.

Contoh lagi ketika seseorang kecanduan nonton tayangan sinetron atau main game online misalnya, awalnya game atau sinetron adalah hiburan sesaat dari kegiatan rutin yang sifatnya serius, tapi kenyataannya malah banyak waktu yang terbuang hanya untuk hiburan yang satu ini. sering sekali mereka yang kecanduan ini akan menjadi agresif. misalkan saja saat sedang maen game atau sinetron gas dirumah habis, orang tuanya menyuruh membeli gas, pasti akan menolak perintah orang tuanya untuk membelikan gas, padahak gas itu untuk memasak makanan buat mereka, lha dlogok to itu? akhirnya orang tuanya pergi sendiri membeli gas, lha ini orang tua babu opo pye? haha.. sing nulis rangoco.

Yang namanya hiburan kan seharusnya sewajarnya, tidak sampai mengalahkan sesuatu yang pokok. Biasanya orang orang yang sudah kena candu bisa dicirikan sebagai berikut, ini sesuai dengan analisis saya pribadi lho ya.. jangan dieyel, pokoknya manut saja, sukur anda setuju, dan kalau tidak setuju yo gak papa to, wong ini pendapat pribadi saya. cirinya sebagai berikut:
Gampang marah,
Orang sudah terkena candu biasanya sulit sekali mengontrol emosinya, dia akan cepat naik darah, naik pitam, terbakar dadanya, jika kesenangannya itu hilang, walau sesaaat. contoh nih.. orang yang maniak sinetron kehilangan satu seri sinetron itu artinya sama saja dengan sembelit, apalagi hilangnya satu seri itu kita penyebabnya, misal disuruh ngapain pas tayangan sinetronnya main. pasti sipecandu sinetron ini akan mecucu, menggerutu dan terus mengungkit masalah ini pada kita.lha ini masalah sepele to, satu seri kan bukan intinya cerita, tapi seakan dunia telah kiamat.
Semi Autis,
Seseorang yang sudah kecanduan gadged biasanya kepekaan terhadap lingkungan sekitar akan berkurang, contoh nih.. saat di halte atau setasiun biasanya kita melihat orang asik saja bermain gadget tanpa memedulikan lingkungan. pun ketika sudah di dalam kereta, mereka akan cuek saja ambil tempat duduk khusus untuk difabilitas, wanita, dan perempuan hamil, parahnya lagi pura pura tidur, dlogok ora kui?
pokoknya mereka tingkat egoisnya tinggi sekali lah, sampai ngalahin tingginya menara eifel.
Rela melakukan apa saja,
Pengorbanan yang diberikan seseorang yang sudah kecanduan bisa diluar akal, contoh paling simple, orang akan rela bangun malam untuk melihat tayangan bola, daripada bangun malam untuk belajar ketika ujian, iya kan? apalagi bangun malam untuk sholat malam.. Beraaaatttt Bossss....
Menggampangkan masalah,
Untuk urusan urusan diluar kesenangannya pecandu selalu menggampangkan urusan tersebut, bisa itu soal pekerjaan, urusan sekolah, sosial, dan keluarga. mereka lebih mementingkan kesenangannya, semua urusan akan mudah jika menyangkut kesenangannya, tetapi akan sulit jika bertentangan dengan kesenangannya.

Marilah kita berfikir, merenung sedikitlah tentang segala sesutau yang telah kita lakukan, jangan sampai kita ini menjadi orang yang diperbudak hiburan, kecanduan boleh saja, tapi kecanduan untuk berbuat baik. Misalnya, kecanduan menabung, belajar Agama, beribadah, menolong orang, dan hal positif lainnya. Untuk hal yang bermanfaat bagi masyarakat, lingkungan, keluarga, agama, kita boleh kecanduan, jadikan hiburan sebagai hiburan saja, jangan sampai hidup kita habis hanya untuk hiburan yang tiada arti. Marilah kita sekarang perpikir Hidup hanya sekali pergunakanlah untuk hal yang bermanfaat.

Semoga menginspirasi sedikit, soalnya saya tadi pas dengerin khutbah ini sedikit tersindir, banyak hal sia-sia yang telah saya lakukan untuk menghabiskan waktu hidup saya..





Jumat, 04 Juli 2014

Pohon Belimbing Depan Rumah

Tadi pagi kira kira jam 10.00 wib, tiba tiba suara handphone berbunyi, bukan nada panggilan akan tetapi nada sort message service (SMS). Begitu tak lihat ternyata ada sms dari bapak, buru buru aku membukanya siapa tau ada pesan penting  untukku. Begitu tak buka jebreeeett... ternyata eh ternyata, pesan dari bapak berisi photo ibu sedang pamer buah belimbing, yah hari ini bapak panen belimbing, sementara aku masih dijakarta tidak bisa ikut memanennya. Panennya tidak di kebun, hanya diteras depan rumah, memang depan teras ada tanaman belimbing, yang ditanam dari biji, dan sekarang sudah memberikan hasil buah yang bisa dinikmati keluarga, walau tidak banyak tapi cukuplah membuat senang yang menanam.

Pohon belimbing yang ditanam ini saya masih ingat berasal dari biji, jadi awalnya dulu ibu ikut wisata religi ke masjid Demak bersama kelompok pegajiannya, dan pulang dari piknik tersebut ibu membawa oleh-oleh buah belimbing, ya memang kabupaten Demak selain buah jambu air-nya yang terkenal juga penghasil buah blimbing. Blimbing Demak orang-orang sering menyebutnya, terkenal besar, manis, dan buahnya tebal, serta banyak air, seger sekali kalau memakannya. saya tidak tau persis apakah blimbing demak ini sebenarnya buah hibrida atau memang buah asli yang dikembangkan didemak. gak pentinglah, yang penting blimbingnya seger dan manis. asal labelnya blimbing demak image saya langsung membayangkan buah blimbing yang besar, kuning mulus, dan menggairahkan, seperti lagi-lagi mba reza lawang sewu #eh?.

Nah oleh-oleh yang dibawa ibu ini ketika saya makan secara iseng saya membuang biji belimbing ini di pot, atau mungkin tanpa sengaja bijinya terbuang di pot tanaman. saya tidak memikirkan lagi biji itu, wong buahnya sudah dimakan, dan bijinya dibuang. Tak taunya biji tersebut tumbuh, dan belum menarik perhatian juga, namun ketika pohonnya sudah agak tinggi mulailah pohon belimbing ini dianggap sebagai pengganggu tanaman yang ada dipot. Ibu saya ini hobinya menanam, di pot tersebut ada pohon jeruk purut yang bibitnya ibu beli dari pasar, karena dianggap mengganggu pohon jeruknya, lalu ibu berniat membuang pohon belimbing tadi, tapi saya cegah dan bilang, "ojo dibuang bu, tandur ngarep omah wae sopo ngerti urip gelem awoh" (jangan dibuang bu tanam depan rumah saja siapa tau hidup dan mau berbuah). eh saran saya kok disetujui, ditanamlah bohon belimbing kecil itu didepan rumah.

Dahulu sebelum pindah kerumah yang sekarang ditempati, masa kecil saya tinggal dirumah yang kecil, saya teringat sekali ketika itu paklik (om) saya membawakan dua buah bibit belimbing demak utuk ditanam. Padahal rumah bapak yang waktu itu sangat kecil, dan tidak memiliki halamannya, lha mau ditanam dimana itu pohon coba, tapi akhirnya bapak menanamnya ditepi jalan mepet dengan batas rumah bapak, lha waktu itu depan rumah langsung jalan kok hehe.. jalan kampung sih, nah bibit satunya dikasihkan ke tetangga, dimana bibit tersebut lebih subur dan lebih cepat berbuah dibandingkan yang ditanam bapak. Walau begitu, bapak tetap merawat pohon belimbing ini dengan sangat penuh perasaan, siapa tahu buahnya lezat walau ditanam alakadarnya katanya waktu itu.

Benar saja, Pohon belimbing yang ditanam bapak ketika dewasa buahnya sangat banyak, besar-besar dan manis khas buah belimbing demak, malah bibit yang satunya kalah manis, mungkin karena ditanam aja dan dicuekin hehe.. padahal kalah soal kesuburan dan berbuah duluan. Pohon belimbing depan rumah itu buat saya adalah hiburan saat kecil, dimana saat itu buah identik dengan orang kaya, keluarga kami malah memiliki pohonnya dan malah berbuah sangat banyak. tiap pulang sekolah kalu siang panas iseng naik manjat kepohon belimbing tersebut hanya sekedar mencari buah, walau belum matang namun rasanya segar. Dan itu merupakan kegembiraan yang tidak dimiliki teman sebaya saya, saya memiliki pohon belimbing sendiri hahaha...

Pernah suatu ketika, ketika duduk dibawah pohon belimbing ini, buahnya jatuh kena saya, karena buahnya busuk kematengan. jatuhnya pun tepat mengenai kepala saya, ya jelaslah.. kan kepala diatas kaki dibawah, pohonnya lebih tinggi dari saya (alah ko.. rasah dijelasne). ketika itu saya maki itu pohon, gak akan makan buahmu selama setahun, eh tau gak pemirsa?? pohon belimbing itu selama setahun saya berjanji tidak makan buahnya, dia malah berbuah sangat lebat dan tidak terkena hama, buahnya ranum dan besar-besar. Tapi karena saya pernah berucap maka saya pun tidak memakan buahnya selama setahun, walau nyesel sih hehe... selama setahun saya hanya menelan ludah menyaksikan buah yang ranum tanpa bisa memakannya, makanya jangan pernah nazar yang aneh aneh, dilarang itu.

Kisah pohon belimbing depan rumah yang ditanam bapak ini berakhir ketika ibu memutuskan untuk menebangnya, walaupun belakangan ku ketahui ibu menyesalinya, karena rumah menjadi panas dan matahari langsung menghajar dengan panasnya. Alasan menebang pohon belimbing itu adalah ibu sudah pindah rumah ke rumah yang sekarang, daun yang gugur jarang disapu dan mengotori jalanan, sungkan sama tetangga yang selalu menyapukan jalanan depan rumah karena rontokan daun belimbing tersebut. selain itu pohon yang sudah besar akarnya juga merusak pondasi rumah, maka dengan keputusannya ibu meminta tolong tetangga untuk menebang pohon belimbing tersebut.

Ibu memanen Belimbing
Mungkin karena penyesalan ibu dalam memerintahkan menebang pohon belimbing yang ditanam bapak tersebut itulah maka ketika saya mengusulkan pohon belimbing yang tumbuh dipot jeruk purutnya, maka ibu langsung menyetujuinya. Umur pohon belimbing yang didepan rumah sekarang usianya mungkin kurang lebih sudah 5 tahun. Sekarang pohon yang ditanam di depan rumah sudah tinggi, memberikan keteduhan, juga buahnya bisa dinikmati keluarga. rumah juga menjadi lebih sejuk lagi, karena pohon ini sangat rimbun daunnya, selain itu kami pun jarang untuk menyapu jatuhan daun yang rontok. Hal ini dikarenakan, Kebetulan rumah bapak ini di tepi sungai, jadi daunnya jatuh ke sungai, jadi lumayan lah sampah daunnya tidak begitu merepotkan.

Sekarang Pohon belimbing ini sudah memberikan manfaat bagi keluarga kami, setiap saat bisa dipanen buahnya. Rumah juga menjadi sejuk karenanya. dan juga mungkin akan memberikan kebanggaan bagi kami seperti pohon belimbing didepan rumah yang dahulu. Satu hal yang membuat saya senang adalah, keluarga kami sudah sedikit memberikan nafas pada bumi, haha.. coba kalau satu rumah memiliki satu pohon saja pasti udara disekitar kita akan lebih segar. Selain itu, jangan menyakiti pohon dengan cara mematahkan ranting seenaknya, memasang iklan dengan menancapkan paku dibatangnya. ketahuilah, pohon juga mahluk hidup, kalau kita merawatnya dengan benar, niscaya dia akan memberikan manfaat yang baik pula pada kita.

Buk.. Blimbinge ojo dientekne.. aku bagehi bu.. haha..

Kamis, 26 Juni 2014

Suami "Takut" Istri

Dahulu kala ketika masih membujang saya mempunyai teman kerja yang cukup mempunyai jabatan ditempat dia bekerja, orangnya tegas, gagah, berwibawa. Ketika memerintah dan memberikan arahan ke bawahan dia sangat tegas dan pokoknya luar biasa, pekerja keras, pulang paling akhir, karyawan teladan pokoknya. Suatu ketika saya pulang kantor bareng teman saya ini, lagi asik asiknya ngobrol hapenya berbunyi, serta merta dia ambil hape tersebut setelah dilihat dia memberi kode ke saya untuk diam sambil ngomong lirih, "ibu negara telephon". saya pun diam untuk memberi kesempatan teman saya telephon. Ketika telephone diterima suara temen saya yang biasanya berwibawa tiba-tiba berubah lembut, dengan bilang "iya ma.. halo?". jleg!!! sangat berbeda sekali dengan penampilan dikantor, penampilannya yang sekarang ini mirip sekali dengan anak yang patuh pada ibunya. ketika itu istrinya meminta dia cepat pulang, dan teman saya sangat menurut tanpa banyak memberi argumen, padahal saya sama dia ada rencana mau pergi nongkrong di mall. memang sih banyak yang cerita kalau istri teman saya ini sangar. Saya berpikir, masak sih temen saya ini termasuk suami yang takut sama istri.

sumber gambar : www.quickmeme.com
Pada suatu kesempatan saya main kerumah teman saya ini. saya mampir ceritanya, sesampainya dirumah teman ini saya juga bertemu dengan istri dan anak-anaknya juga. saya lihat tidak ada yang menakutkan atau hal aneh dari istri teman saya ini. Dia tidak tampak seperti Suzanna yang sangat seram ketika acting menjadi sundel bolong atau seperti Farida Pasha yang sangat angker memerankan tokoh Mak Lampir dalam Sinetron Sembara. Yah tampilannya biasa saja, seperti wanita dengan dua anak, orangnya juga ramah. Lha terus apa yang ditakutkan dari istri temenku ini? ah mungkin hanya pikiranku saja, tapi yang aneh ketika saya asik ngobrol dengan teman saya ini, masa istrinya bilang "pah temennya kok gak dibikinkan minum?" eh? loh? nah lo? sampai disini aku kaget, serta merta temenku nawarin minum, dan membuatkan minuman untuk kami berdua sebagai sandingan ngobrol, lagi lagi istrinya bilang, "mas kok cuma minuman, itu kuenya dikeluarin", walah... temenku ya kedapur lagi, pikirku piye toh iki? dari kejadian ini aku langsung menilai temenku adalah anggota ISTI (Ikatan Suami Takut Istri).  karena waktu itu aku masih bujang, aku berfikir suatu saat aku kalau punya istri akan menjadi suami yang tidak takut istri. cita cita yang mulia bukan, wahai para pemuda, camkan itu. semoga istri tidak membaca blog ini, sehingga dia tidak mempersiapkan strategi untuk menindas suaminya ini. "ampun mi... iku isih bojomu...". Akan tetapi yang aneh buat saya ketika itu, teman saya ini kok diwajahnya tidak tampak ada tekanan batin, wajahnya ceria malah kelihatan bahagia, pertanyaan itu terus menjadi pertanyaan besar bagiku. pasti ada sesuatu.

Ketika saya sudah menikah dengan seorang wanita, (yaeyalah.. masak cowok bro tak nikahin). aku masih teringat dengan kisah temenku yang dulu aku pernah main kerumahnya itu, yang aku cap sebagai seorang suami yang takut istri. aku tetep kukuh dengan cita cita semula untuk tidak takut sama istri, kartu anggota maupun buku besar ISTI tidak akan ada namaku, apalagi nomor keaggotaannya sebagai tanda sah menjadi anggota ikatan suami takut istri aku tak mau memilikinya. Bisa-bisa aku jadi pengurusnya nanti, hadeh.. capek deh.

Tapi ternyata cita citaku itu tidak tercapai, sekarang aku mungkin adalah anggota ISTI yang dulu aku berharap tidak mau menjadi anggotanya, jangankan menjadi anggota, memikirkannya pun aku tak berani. Istriku pasti kalau membaca blog ini akan tertawa jahat seperti yang sering ditunjukkan disinetron dengan dubing suara hatinya sedang berbicara "siapa yang menang sekarang hahaha... aku akan menindasmu seumur hidup".

Eits.. jangan salah sangka mas bro, mbak sist. saya memang takut dengan istri, tapi takut saya ini  bukan karena istriku seram atau bagaiman, tapi istriku ini ini kan cantik sekali, jadi ingat film To Liong To (golok pembunuh naga) dimana tokoh utamanya Tio Bu ki, ketika ibunya mau meninggal berpesan "hati-hatilah dengan wanita cantik, semakin dia cantik maka dia semakin berbahaya".  jadi pesan saya untuk mas bro yang takut akan tantangan, menikahlah dengan wanita yang jelek saja. karena wanita jelek tidak akan bahaya. aku jadi berpikir apa mungkin karena istriku cantik ya jadi sangat membahayakan kehidupanku wakaka... "ampun mi... aku masih suamimu". Ya saya takut dengan istri saya, dan ketakutan saya pada istri ini akan saya tulis disini secara ngawur dan amburadul, dan dari situ saya mengerti kenapa teman saya waktu itu cukup takut kepada istrinya. akan saya coba jelaskan sesui dengan pemahaman saya sendiri. kalau tidak terima bikin artikel sendiri saja. (tegas pokoknya). inilah  beberapa hal yang menjadikan saya takut kepada istri.

Saya Takut Menyakiti Hati Istri saya.
wanita biasanya lebih banyak menggunakan perasaan daripada pikiran atau logika, sementara laki-laki lebih banyak menggunakan logika daripada perasaan. Untuk urusan perasan wanita lebih tajam dan pandai menyembunyikannya pula, hal inilah yang menjadi kelemahan para pria, yaitu kurang peka sehingga tidak bisa mengerti perasaan wanita. Pesan saya wahai para wanita, janganlah engkau suka menyembunyikan perasaan, kami kaum pria tidak punya alat detektor perasaan yang setiap saat mengetahui yang engkau inginkan. Dan karena kepekaan ini tidak saya miliki, beberapa kali saya telah menyakiti hati istri saya, yah.. maafkan aku istriku, sungguh aku tak berniat begitu. tapi aku akan tetap berusaha untuk tidak menyakiti perasaanmu lagi. besok lagi ngomong ya, apa yang engkau inginkan duhai istriku.

Saya Takut Tidak Bisa Membahagiakan Istri saya.
Ukuran kebahagian itu apa sih, waduh bingung aku boss.. apalagi aku juga gak pernah tanya apakah istriku ini bahaia atau tidak, ya lagi lagi detektor kebahagiaan saya tidak punya. Dulu waktu pacaran toleransi itu sangat tinggi, kalau ketemu rasanya senang, mungkin senang itu bagian kecil kebahagiaan ya hehe.. contoh yang aneh. Lha sekarang setelah jadi istri lha kok malah ditinggal kerja diluar kota, maksudnya apa ini? hidup yang aneh. Tapi kalau dilihat seharusnya kami ini adalah keluarga yang sakinah karena selalu bersukur dan bersabar, ya tentunya saya sangat bersukur mendapatkan istri yang sangat cantik, sedang istri saya pasti sangat bersabar mendapatkan suami seperti saya. haha.. ya semoga engkau bahagia istriku dengan keadaan kita saat ini.

Saya Takut Menduakan Istri saya
Selingkuh itu adalah hal yang bisa menimpa siapa saja, saya selalu berharap dan berdoa agar hal ini tidak menimpa saya, karena saya tidak mau menyakiti perasaan istri, karena hal ini bisa mengganggu kebahagiaan istri saya. walau mungkin saya suka lihat dangdut koplo apalagi penyanyinya Reza Lawang Sewu, beuh.. #ups? "Ampun umi... aku tetep suamimu... cuma lihat saja kok mi." diluaran sana pasti banyak yang lebih dari istriku, namun bagiku yang paling sempurna menurutku ya istriku toh, pokoke paling ayu bojoku.

perayaan ulang tahun pernikahan perak senior, sumber inspirasi
Beberapa hari yang lalu ada senior dikantor yang melakukan syukuran untuk merayakan ulang tahun pernikahan yang ke 25, ulang tahun perak. WOW!!!! luar biasa... pasti senior saya ini sangat "takut" dengan sang istri tercinta sehingga bisa bertahan sampai 25 tahun lamanya. Ini adalah contoh yang luar biasa, sangat luar biasa malahan menurut saya, selama 25 tahun senior saya ini tidak pernah melambaikan tangan ke kamera untuk menyerah karena ketakutannya. pun begitu, kedua orang tua saya kalau dihitung sudah 36th menjalani pernikahan dengan ibu saya, pastinya ayah saya juga sangat ketakutan pada ibu saya ya.. "saya ikut prihatin pak, yang sabar ya pak". Bayangkan 36th bersama dan tidak terjadi apa-apa coba. luar biasa. aku salut denganmu bapak, walau takut namun tetap setia menjalaninya dengan iklas. arep tak conto pokoknya.

Diusia Perkawinan saya yang baru menginjak tahun ke 4, nampaknya saya harus belajar dari senior dan bapak saya bagaiman lebih menghayati rasa takut kepada istri, agar bisa tetap menjaga amanah ini, dan tetap harmonis dalam kehidupan rumah tangga. 
Takut Istri bukanlah sesuatu yang hina, jika takut kepada istri adalah hina, mungkin saat ini aku sudah dibuang jauh-jauh, diasingkan dan dikucilkan dalam kehidupan masyarakat.

Siapa mau bergabung dengan Ikatan Suami Takut Istri???


Rabu, 25 Juni 2014

Jangan Takut "Tersesat"

Dalam Kehidupan ini hampir pasti kita sebagai manusia pernah tersesat. walaupun sekali pasti kita pernah mengalaminya. Banyak ungkapan yang sering kita dengar berupa nasehat dari orang yang lebih tua, mereka selalu bilang "hati hati ya, jangan sampai tersesat". Nasehat orang tua itu sedikit banyak pasti ada benarnya, mungkin juga karena mereka pernah tersesat juga ya waktu muda #eh? tapi ketika tersesat mereka bisa kembali, sehingga bisa memberikan nasehat kepada kita yang lebih muda untuk tidak mengikuti jejak mereka untuk tersesat.

Sumber gambar : yukpeqi.com
Banyak yang menyarankan kita jangan sampai tersesat, tapi pernahkah kita berpikir kenapa? #sokkritis. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan ketika seseorang itu menyarankan kita jangan sampai tersesat. Mungkin saat tersesat kita akan bertemu mahluk yang mengerikan, naga misalnya, yang akan menyemburkan api dan membumi hanguskan raga kita, kalau ketemu naga sih jangan takut, kan sudah ada tutorialnya bagaiman melatih dan menjinakkan naga di film How Train to Your Dragon. Atau mungkin saat tersesat kita ketemu debt collector yang galak, mungkin tersesat model ini yang membuat kita menjadi takut untuk tersesat. Tapi bagaimana jika saat tersesat kita menemukan bidadari, taman buah dan bunga yang indah, sungai megalir ditengahnya, udara sejuk dan penduduk yang ramah? nah lo.

Dalam Tulisan ini bukan hayalan, tapi mungkin sedikit pencerahan saja walau sedikit dipaksakan, tersesat kok dinamakan pencerahan. setidaknya saya mencontohkan apa yang saya alami, bukankah pada artikel Piknik ke Kali  adalah piknik yang tidak di sengaja karena tersesat jalan. Namun disini saya tidak menganjurkan untuk tersesat dalam artian yang negatif, karena tersesat pemahaman bisa berbahaya lho. kalau cuma tersesat jalan kita bisa putar balik kan? apalagi kalau tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpamu butiran debu #halah.

Untuk mengetahui tersesat itu adalah suatu hal positif tentunya karena kita sebelumnya mempunyai tujuan, dalam mencapai tujuan kita terkadang bisa mengambil jalan yang salah. ini hendaklah menjadikan pelajaran, menjadi rambu petunjuk supaya jangan sampai salah arah lagi. Sebagai contoh, dulu saat masih sekolah tujuan utama kita adalah memperoleh hasil nilai yang baik di raport atau ijazah. Jalan yang benar harus ditempuh adalah kita banyak belajar, membaca buku dan latihan mengerjakan soal. Namun ada kalanya kita tersesat dalam mencapai tujuan itu, yaitu dengan cara membuat kepekan atau contekan. Tujuan mendapat nilai bagus mungkin tercapai akan tetapi tentu saja hal ini membawa resiko, tujuan kita tercapai akan tetapi jalannya salah. karena kita sudah tidak jujur dan menipu diri kita sendiri, kita tidak dapat ilmunya, hanya nilai di ijazah atau rapor saja. Untuk tersesat yang model ini saya tidak menyarankan dan menganjurkan, paham? karena ini sebenarnya bukan tersesat, namun menyesatkan diri.

Jangan takut tersesat adalah motifasi yang di pakai apabila kita tanpa sengaja mengambil jalan atau cara yang menurut orang salah namun kita malah menemukan hal baru. Tersesat akan bisa menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya, jika kita mau belajar dan menjadikan ketersesatan ini sebagai rambu pengingat. Jika ketersesatan kita ini berdampak buruk kita bisa menyarankan orang lain agar tidak ikut ikutan, tapi jika malah menjadikan lebih baik maka wajib kita tularkan. kira kira hal inilah yang saya maksudkan.

Saat kita tersesat dan bisa kembali, kita akan bisa bercerita apa yang kita alami. Jika kita menemukan sesuatu yang baik tentunya bisa kita bagikan hal baik tersebut kepada orang disekitar kita, namun jika suatu hal baru tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya negatif, misalkan jalan yang kita lalui melewati hutan, jalanan rusak dan sebagainya, kita juga bisa ceritakan agar yang lain tidak melalui jalanan tersebut. Bukankan pengalaman adalah guru yang terbaik untuk kita. untuk itu, saat mencapai tujuan, jangan takut tersesat, jika sebelum jalan kita sudah berfikir dan takut salah jalan, maka kita tidak akan pernah kemana mana dan tidak akan pernah sampai pada tujuan tersebut. 
"Tidak tau jalan untuk mencapai tempat yang baru itu hal yang lumrah, akan tetapi kita tidak akan pernah tau jalan yang kita tempuh itu benar atau salah jika kita tidak tersesat."

Jangan takut tersesat, karena tersesat itu banyak pelajaran yang bisa kita petik


Kamis, 19 Juni 2014

Miniatur Kehidupan Lapangan Sepak Bola

Hingar bingar sepak bola piala dunia 2014 dibrazil sudah menghipnotis pecinta bola seluruh dunia. Pertandingan demi pertandingan dipertontonkan dan disaksikan langsung para pecinta bola tersebut, yang mampu ke stadion bisa menyaksikan secara langsung, dan yang tidak mampu ke stadion masih bisa dimanjakan dengan penayangan ditelevisi baik itu langsung maupun siaran tunda. Dari hingar bingar piala dunia ini pun ada yang skeptis terhadap olah raga ini, mereka juga cuek atas perhelatan akbar yang konon dananya menghabiskan trilyunan. Dalam tulisan ini saya tidak akan mengulas tentang piala dunia tersebut. Saya pribadi adalah penikmat sepak bola akan tetapi bukan pecinta atau penggila olah raga ini. Dari sekian penikmat bola mungkin berpikiran bahwa dalam stadion sepak bola banyak sekali drama, yang mencerminkan kehidupan manusia, saya hanya salah satu bagian kecil yang melihat dari sisi itu. oke, mari kita ulas pandangan saya tentang miniatur kehidupan dari lapangan sepak bola.

sumber gambar : clazzico.blogspot.com
Untuk membahas kehidupan mungkin saya masih terlalu hijau untuk itu, pengertian hidup bagi saya juga masih dangkal. tapi dalam tulisan ini saya hanya merefleksikan sedikit dari pengetahuan saya tentang kesamaan apa yang terjadi didalam sebuah pertandingan sepak bola dan sebuah turnamen yang namanya piala dunia dengan kehidupan nyata manusia sejak dia dilahirkan, dan tentang tujuan hidup ini. sekedar hidup untuk hidup, atau hidup mencari pengharapan dan cita cita. Mempercayai takdir, tentang berusaha merubah nasib, dan tentang mensyukuri apa yang sudah diusahakan serta yang diberikan Tuhan kepada kita.

Saat dimulainya sebuah turnamen atau pertandingan, kita melihat genggap gembitanya suasana, semua hati senang bahkan dalam stadion yang tampak yel-yel kegembiraan, mulut tersenyum bahkan terlawa lebar menunjukkan barisan gigi tanpa ragu. (tak perduli gigi miji timun ataupun mrongos dan tonggos), semuanya gembira, tak sabar menyaksikan segera dibukanya pertandingan pembuka. semua menyanyi, gembira tak ada rasa duka sedikitpun. Gambaran ini seperti ketika bayi lahir kedunia, semua gembira, doa, harapan, cita-cita. semua yang baik kita sematkan pada bayi tersebut. Orang tua bayi pun tak ragu mengeluarkan dana besar untuk acara syukuran sang bayi. ini berita gembira, saudara, kerabat, handai taulan, dan tetangga bergembira, doa juga mengiringi atas kelahiran bayi ini. semua harapan yang baik baik didoakan untuk sang bayi.

Ketika turnamen sudah dimulai, kadangkala sesuai prediksi team yang bagus dengan mudah meraih kemenangan ada kalanya pemenang turnamen adalah team yang biasa saja. Disini kita bisa melihat bahwa kualitas seseorang bisa menjadi penentu kesuksesan, namun ini tidaklah mutlak, karena dengan kualitas biasa kita bisa lebih sukses dari orang yang secara garis keturunan luar biasa. semua ditentukan oleh masing masing usaha kita bagaimana mencapai cita cita tersebut. tidak ada yang sia sia apa yang kita lakukan, saat kita berusaha namun hasil yang kita peroleh belum sesuai dengan harapan jangan berhenti untuk terus berusaha, karena nasib kita akan berubah berdasar pada usaha kita mencoba untuk merubahnya. Saat team dengan kualitas bagus menang pasti kita berpikir itu hal biasa, coba jika yang menang adalah team dengan kualitas biasa yang menang, pasti akan menjadi luar biasa. padahal usaha mereka sama, team yang satunya didukung dengan kualitas, namun yang menang adalah team yang biasa saja. Itulah yang namanya takdir Tuhan. Kita hanya diwajibkan berusaha, selebihnya Tuhanlah yang menentukan keberhasilan kita.

Dalam permulaan sebuah pertandingan sepak bola kita melihat semua pendukung masing masing team berharap dengan harapan yang sama, yaitu kemenangan. Ketika salah satu team membuat goal kegawang lawan, maka para pendukungnya akan serta merta gembira, begitu pula para pemain dan pelatihnya, team yang satunya akan sedikit terguncang, para supporter pendukung mereka juga akan ikut sedih dan kecewa, karena team yang mereka dukung kebobolan oleh goal lawan. Kehadiran pelatih disini sangat berperan, kecerdasan dan pengalaman dalam meracik setrategi sangat dibutuhkan, untuk menjaga kemenangan, sedangkan team yang tertinggal skornya berusaha membalik keadaan supaya menang. Coba lihat yang terjadi, ketika team yang semula diprediksi kalah tiba-tiba bisa membuat gol penyama, bahkan sekaligus membuat gol tambahan untuk kemenangan. suporter yang tadinya tertunduk lesu tiba tiba sumringah, malah sebaliknya, suporter yang tadinya sumringah menjadi tertunduk sedih, bahkan ada yang menangis.

Kondisi seperti diatas saya menggambarkan dalam roda kehidupan, menjalani sesuatu jangan cepat jumawa, berhati hati melangkah, dalam istilah jawa OJO DUMEH, maksudnya tetap merendah walaupun kita dalam kejayaan, apapun kejayaan itu kita harus tetap membumi. Adapun seorang pelatih, saya mengibaratkan sebagai kepala keluarga, yang menjadi pendorong semangat, mengarahkan keluarga kepada tujuan dan martabat yang tinggi. tampil membangkitkan semangat tatkala terperosok. maju dan terus mendorong anggota keluarga untuk tetap tegar menjalani hidup. Sementara suporter bagi saya adalah orang yang dilingkungan kita, yang memperhatikan gerak gerik dan tingkah laku kita. yang senang dengan kita akan selalu memberi semangat yang baik, begitu pula yang tidak suka, akan senantiasa mencemooh apapun yang kita lakukan.

Dalam pertandingan sepak bola, ada yang namanya komentator, tugas komentator biasanya menyampaikan jalannya pertandingan dan memberi masukan sebagaiman seharusnya. Dalam kehidupan nyata komentator ini saya anggap sebagai sesuatu kritikan dari seseorang yang bisa meluruskan kita. jangan menutup telinga terhadap kritikan, karena bisa membuat kita lebih baik, dan selalu mencoba lebih baik. jangan pernah mengabaikan kritik, karena kita sebagai manusia, tidak akan pernah bisa melihat punggung kita sendiri tanpa dibantu sebuah kaca.

Selain unsur pemain, pelatih, penonton, dan komentator tidak kalah penting adalah wasit, wasit ini adalah pemegang kendali aturan bermain sesuai dengan aturan yang dibuat dalam sepak bola. Wasit saya ibaratkan sebagai penegak hukum, aparat yang menjadi pengendali, semua keputusan ada ditangan wasit, tujuannya adalah agar permainan sesuai dengan aturan. dalam tugasnya wasit dibantu oleh dua penjaga garis, ini juga saya ibaratkan, penegak hukum tidak bisa bekerja sendiri, harus ada yang membantu untuk mengawasi jalannya penegakan keadilan. Kita hidup bermasyarakat harus senantiasa hidup sesuai aturan, norma, dan undang undang, agar kehidupan kita nyaman, tentram dan tidak tersandung dalam masalah yang merugikan bagi kita.

Dalam mencapai kemenangan dalam turnamen dibutuhkan persiapan mental, tehnik, dan latihan, ketika dalam pertandingan juga dibutuhkan perjuangan keras agar team yeng dibela tetap dijalur kemenangan. Begitu pula kita, dalam hidup harus ada tujuan, percaya kepada teman disekitar kita, tidak egois mau mendengarkan apa kata orang yang lebih berpengalaman. jangan gampang menyerah, persiapkan diri untuk mengarungi kerasnya jalan untuk mencapai tujuan hidup itu.

Setidaknya itu sedikit filosofi, atau pandangan dari penilain saya tentang miniatur kehidupan di lapangan sepak bola, mungkin masih banyak lagi pandangan atau penilain yang berbeda. tapi ini hanya sedikit yang bisa saya tuliskan. untuk instropeksi diri sendiri, dan mungkin pembaca yang kebetulan menemukan dan membaca blog saya.


Rabu, 18 Juni 2014

Kesetiaan Bathok Kelapa

Bathok dalam bahasa jawa atau tempurung kelapa kalau dikota hanya dianggap sampah saja, pun begitu didesa, tempurung kelapa ini sekarang juga sudah menjadi sampah saja. dahulu sebelum ada gas, tempurung kelapa bisa dijadikan bahan bakar untuk memasak seperti kayu, bahkan arang kelapa lebih bagus nyala apinya ketimbang arang kayu biasa. Bahkan jaman dahulu bathok kelapa bisa digunakan sebagai alat takar beras, jagung, kedelai, alat takar ini biasa disebut beruk. bisa juga dibuat gayung atau siwur. dibuat untuk enthong, gelas penjual jamu dan lain lainlah pokoknya. Banyak sekali manfaat dari bathok kelapa pada jaman dulu, tapi sekarang setelah orang mengenal biji plastik, pengrajin tempurung kelapa semakin sedikit. selain membuatnya susah, harganya juga murah, biasa.. pada diganti menjadi plastik semua. wis kalau mau lihat hasil kerajinan tempurung kelapa googling saja deh, wis akeh.. mberuh kata orang pati jawa tengah. mbludag saking banyaknya.

Cerita kali ini tidak membahas tempurung kelapa itu mau dijadikan apa, karena sudah banyak sekali blog yang bercerita tentang  merubah sampah tempurung kelapa menjadi barang yang berguna atau kerajinan tangan yang bisa digunakan untuk hiasan rumah. Tapi saya akan menceritakan tentang kesetiaan bapak saya. Lho apa hubungannya batkok kelapa dengan kesetiaan bapak saya??? Bapak saya ini orang yang sangat setia dan sangat mencintai keluarganya, sampai apapun dikerjakan untuk keluarganya. dan kesetiaan bapak itu berlaku juga kepada semua barang yang menjadi miliknya, entah itu sepatu, sandal, baju, motor, mobil, burung, wis semua yang merasa itu milik bapak maka bapak akan mencintainya dengan sepenuh hati. pokoknya ora kui mending ora.

Cerita ini sudah lama banget (haha blog masa lalu, ceritane lawas kabeh), wong waktu itu aku masih kuliah kejadiannya. Jadi pagi itu diwarung baksonya bapak dan yang menjadi rumah tempat tinggal, aktifitas sehari hari itu sama saja, pagi aku ngepel warung, bapak biasa nyuci dandang bakso, ibu pergi kepasar untuk membeli bahan bakso dan perlengkapan lainnya untuk dijual. Tapi pagi itu agak beda dari biasanya, bapak mendapat pesenan membuat es puter, karena aslinya dulu bapak kan penjual es puter keliling, maka kegiatan mencuci dandang agak ditinggal. aku juga disuruh membantu muter es, wong kuliah siang jadi pagi nganggur. tapi pagi itu terlihat semua orang sangat repot sendiri pokoknya.

Kegiatan ibu tetep pergi kepasar, biasanya setelah pulang dari pasar belanjaan langsung dipisah sesuai posnya, sawi sendiri, adonan bakso sendiri, bapak biasanya membuat bakso itu setiap hari makanya sebelum ibu pulang dari pasar, dandang harus sudah dicuci. karena ngepel sudah kuselesaikan sekarang aku bantu bapak membuat es puter, terus bapak ngomong sama aku "ko iki puter dobel bapak tak ngumbah dandang" (ko kamu putar dobel bapak mau nyuci dandang). langsung saja aku muter doubel esnya dan bapak langsung beranjak untuk mencuci dandang. setelah dandang diangkat ditepat cucian bapak malah muter-muter keliling kaya orang bingung terus tidak segera mencuci dandang. tak lihatin semakin serius wajahnya, tak tanya akhirnya.

A : "goleki opo to pak?" (nyari apa pak?).
B : " koe weruh batok sing biasane ora?" (km lihat batok yang biasanya)
A : "Lha biasane yo ono kono pak." (lha biasanya disitu pak)
B : "Ora ono, mesti ibumu iki" (tidak ada, pasti ibumu ini)
A : "Lha mbok nganggo siwur kui wae to pak opo bathok iki yo ono" (coba pakai gayung atau batok lain pak)

aku mencoba menyarankan, tapi bapak diam saja dan masih tampak sibuk mencari "bathoknya" yang hilang, dan wajahnya masih tampak serius banget.
Sampai ibu pulang bapak masih mencari "bathoknya" yang hilang, dan ibu melihat dandang kok belum dicuci. tapi sebelum ibu ngomong apa-apa bapak mendahului dengan pertanyaan yang langsung to the point.

B : "Bathok-ku mbo guwak bu?" (bathok-ku kamu buang bu?)
I : "Bathok opo to pak, lha iki akeh bathok?" (bathok apa to pak lha ini banyak bathok)
B : "Ora bathok sing iki sing biasane" (bukan batok yang ini, yang biasanya)
I : "Bathok kan podo wae iki malah apik" (bathok kan sama saja yang ini malah bagus)
B : "Ora, mesti mbok buang bathok-ku" (tidak, mesti dibuang batok-ku)
I : "Embuh pak, aku mau ngresiki sah-sahan batok elek elek tak buang kali" (tidak tau pak, tadi aku membersihkan cucian bathok yang jelek-jelek aku buang kekali.)

setelah mendengar jawaban ibu, tanpa banyak bicara bapak langsung pergi saja, aku tidak tau kemana perginya. tapi tau tau bapak bawa tangga bambu meminjam tetangga, wah buat apa tuh tangga pikirku. ternyata bapak langsung meletakkan tangga untuk turun kekali mencari "bathoknya" yang hilang. dan ketemu. sesaat aku sama ibu saling pandang dan diam saja, setelah mengembalikan tangga bapak kembali kerumah dan langsung ngomong, "yen dudu duweke ojo buang sembarangan" (kalau bukan punyanya jangan buang sembarangan). "suk neh omong yen arep buang bathok" (besok lagi bilang kalau mau buang bathok)

setelah kejadian itu bapak langsung nyuci dandang seperti biasa, aku meneruskan saja muter es. penasaran dengan "bathoknya" bapak, setelah aku selesai muter es aku bertanya sama ibu.

A : "ndi to buk bathoke bapak?" (mana bu batoknya bapak)
I : "Lha iki wong bathok elek ngene digoleki tekan kali" (lha ini batik jelek dicari kekali)

yah menurutku sih memang jelek, tapi tidak tau bapak kok bisa tergila gila dengan bathok itu, wis jan bapak ku yang setia. semua hanya rahasia bapak yang tau. oh seandainya para koruptor itu memiliki kesetiaan seperti bapak untuk tidak melakukan korupsi bangsa ini mungkin sudah menjadi bangsa yang makmur adil merata. haha ranyambung, sik penting ngayal

menilai sesuatu barang memang tidak bisa dilihat hanya dari bentuknya, kita tidak akan tau sejarah barang atau apapun bagi seseorang sehingga barang tersebut menjadi sangat bernilai bagi seseorang. Seperti halnya pasangan hidup, saat kita memilihnya pasti ada sesuatu yang istimewa di dirinya sehingga kita memilihnya untuk mendampingi kita, tentunya kita tidak asal comot untuk kita pilih, apapun itu hanya kita yang tau. Kesetiaan yang di pertontonkan oleh bapak cukup sederhana, hanya sebuah bathok, tapi nilai yang terkandung didalamnya menurutku luar biasa, maturnuwun pak memberi contoh kesetiaan gratis tanpa dengan banyak kata, tapi langsung dengan tindakan.