Dahulu kala ketika masih membujang saya mempunyai teman kerja yang cukup mempunyai jabatan ditempat dia bekerja, orangnya tegas, gagah, berwibawa. Ketika memerintah dan memberikan arahan ke bawahan dia sangat tegas dan pokoknya luar biasa, pekerja keras, pulang paling akhir, karyawan teladan pokoknya. Suatu ketika saya pulang kantor bareng teman saya ini, lagi asik asiknya ngobrol hapenya berbunyi, serta merta dia ambil hape tersebut setelah dilihat dia memberi kode ke saya untuk diam sambil ngomong lirih, "ibu negara telephon". saya pun diam untuk memberi kesempatan teman saya telephon. Ketika telephone diterima suara temen saya yang biasanya berwibawa tiba-tiba berubah lembut, dengan bilang "iya ma.. halo?". jleg!!! sangat berbeda sekali dengan penampilan dikantor, penampilannya yang sekarang ini mirip sekali dengan anak yang patuh pada ibunya. ketika itu istrinya meminta dia cepat pulang, dan teman saya sangat menurut tanpa banyak memberi argumen, padahal saya sama dia ada rencana mau pergi nongkrong di mall. memang sih banyak yang cerita kalau istri teman saya ini sangar. Saya berpikir, masak sih temen saya ini termasuk suami yang takut sama istri.
sumber gambar : www.quickmeme.com |
Pada suatu kesempatan saya main kerumah teman saya ini. saya mampir ceritanya, sesampainya dirumah teman ini saya juga bertemu dengan istri dan anak-anaknya juga. saya lihat tidak ada yang menakutkan atau hal aneh dari istri teman saya ini. Dia tidak tampak seperti Suzanna yang sangat seram ketika acting menjadi sundel bolong atau seperti Farida Pasha yang sangat angker memerankan tokoh Mak Lampir dalam Sinetron Sembara. Yah tampilannya biasa saja, seperti wanita dengan dua anak, orangnya juga ramah. Lha terus apa yang ditakutkan dari istri temenku ini? ah mungkin hanya pikiranku saja, tapi yang aneh ketika saya asik ngobrol dengan teman saya ini, masa istrinya bilang "pah temennya kok gak dibikinkan minum?" eh? loh? nah lo? sampai disini aku kaget, serta merta temenku nawarin minum, dan membuatkan minuman untuk kami berdua sebagai sandingan ngobrol, lagi lagi istrinya bilang, "mas kok cuma minuman, itu kuenya dikeluarin", walah... temenku ya kedapur lagi, pikirku piye toh iki? dari kejadian ini aku langsung menilai temenku adalah anggota ISTI (Ikatan Suami Takut Istri). karena waktu itu aku masih bujang, aku berfikir suatu saat aku kalau punya istri akan menjadi suami yang tidak takut istri. cita cita yang mulia bukan, wahai para pemuda, camkan itu. semoga istri tidak membaca blog ini, sehingga dia tidak mempersiapkan strategi untuk menindas suaminya ini. "ampun mi... iku isih bojomu...". Akan tetapi yang aneh buat saya ketika itu,
teman saya ini kok diwajahnya tidak tampak ada tekanan batin, wajahnya
ceria malah kelihatan bahagia, pertanyaan itu terus menjadi pertanyaan
besar bagiku. pasti ada sesuatu.
Ketika saya sudah menikah dengan seorang wanita, (yaeyalah.. masak cowok bro tak nikahin). aku masih teringat dengan kisah temenku yang dulu aku pernah main kerumahnya itu, yang aku cap sebagai seorang suami yang takut istri. aku tetep kukuh dengan cita cita semula untuk tidak takut sama istri, kartu anggota maupun buku besar ISTI tidak akan ada namaku, apalagi nomor keaggotaannya sebagai tanda sah menjadi anggota ikatan suami takut istri aku tak mau memilikinya. Bisa-bisa aku jadi pengurusnya nanti, hadeh.. capek deh.
Tapi ternyata cita citaku itu tidak tercapai, sekarang aku mungkin adalah anggota ISTI yang dulu aku berharap tidak mau menjadi anggotanya, jangankan menjadi anggota, memikirkannya pun aku tak berani. Istriku pasti kalau membaca blog ini akan tertawa jahat seperti yang sering ditunjukkan disinetron dengan dubing suara hatinya sedang berbicara "siapa yang menang sekarang hahaha... aku akan menindasmu seumur hidup".
Eits.. jangan salah sangka mas bro, mbak sist. saya memang takut dengan istri, tapi takut saya ini bukan karena istriku seram atau bagaiman, tapi istriku ini ini kan cantik sekali, jadi ingat film To Liong To (golok pembunuh naga) dimana tokoh utamanya Tio Bu ki, ketika ibunya mau meninggal berpesan "hati-hatilah dengan wanita cantik, semakin dia cantik maka dia semakin berbahaya". jadi pesan saya untuk mas bro yang takut akan tantangan, menikahlah dengan wanita yang jelek saja. karena wanita jelek tidak akan bahaya. aku jadi berpikir apa mungkin karena istriku cantik ya jadi sangat membahayakan kehidupanku wakaka... "ampun mi... aku masih suamimu". Ya saya takut dengan istri saya, dan ketakutan saya pada istri ini akan saya tulis disini secara ngawur dan amburadul, dan dari situ saya mengerti kenapa teman saya waktu itu cukup takut kepada istrinya. akan saya coba jelaskan sesui dengan pemahaman saya sendiri. kalau tidak terima bikin artikel sendiri saja. (tegas pokoknya). inilah beberapa hal yang menjadikan saya takut kepada istri.
Saya Takut Menyakiti Hati Istri saya.
wanita biasanya lebih banyak menggunakan perasaan daripada pikiran atau logika, sementara laki-laki lebih banyak menggunakan logika daripada perasaan. Untuk urusan perasan wanita lebih tajam dan pandai menyembunyikannya pula, hal inilah yang menjadi kelemahan para pria, yaitu kurang peka sehingga tidak bisa mengerti perasaan wanita. Pesan saya wahai para wanita, janganlah engkau suka menyembunyikan perasaan, kami kaum pria tidak punya alat detektor perasaan yang setiap saat mengetahui yang engkau inginkan. Dan karena kepekaan ini tidak saya miliki, beberapa kali saya telah menyakiti hati istri saya, yah.. maafkan aku istriku, sungguh aku tak berniat begitu. tapi aku akan tetap berusaha untuk tidak menyakiti perasaanmu lagi. besok lagi ngomong ya, apa yang engkau inginkan duhai istriku.
Saya Takut Tidak Bisa Membahagiakan Istri saya.
Ukuran kebahagian itu apa sih, waduh bingung aku boss.. apalagi aku juga gak pernah tanya apakah istriku ini bahaia atau tidak, ya lagi lagi detektor kebahagiaan saya tidak punya. Dulu waktu pacaran toleransi itu sangat tinggi, kalau ketemu rasanya senang, mungkin senang itu bagian kecil kebahagiaan ya hehe.. contoh yang aneh. Lha sekarang setelah jadi istri lha kok malah ditinggal kerja diluar kota, maksudnya apa ini? hidup yang aneh. Tapi kalau dilihat seharusnya kami ini adalah keluarga yang sakinah karena selalu bersukur dan bersabar, ya tentunya saya sangat bersukur mendapatkan istri yang sangat cantik, sedang istri saya pasti sangat bersabar mendapatkan suami seperti saya. haha.. ya semoga engkau bahagia istriku dengan keadaan kita saat ini.
Saya Takut Menduakan Istri saya
Selingkuh itu adalah hal yang bisa menimpa siapa saja, saya selalu berharap dan berdoa agar hal ini tidak menimpa saya, karena saya tidak mau menyakiti perasaan istri, karena hal ini bisa mengganggu kebahagiaan istri saya. walau mungkin saya suka lihat dangdut koplo apalagi penyanyinya Reza Lawang Sewu, beuh.. #ups? "Ampun umi... aku tetep suamimu... cuma lihat saja kok mi." diluaran sana pasti banyak yang lebih dari istriku, namun bagiku yang paling sempurna menurutku ya istriku toh, pokoke paling ayu bojoku.
perayaan ulang tahun pernikahan perak senior, sumber inspirasi |
Diusia Perkawinan saya yang baru menginjak tahun ke 4, nampaknya saya harus belajar dari senior dan bapak saya bagaiman lebih menghayati rasa takut kepada istri, agar bisa tetap menjaga amanah ini, dan tetap harmonis dalam kehidupan rumah tangga.
Takut Istri bukanlah sesuatu yang hina, jika takut kepada istri adalah hina, mungkin saat ini aku sudah dibuang jauh-jauh, diasingkan dan dikucilkan dalam kehidupan masyarakat.
Siapa mau bergabung dengan Ikatan Suami Takut Istri???