Kamis, 12 Juni 2014

Tragedi Lombok Hijau

Lombok hijau, atau cabe hijau adalah jenis buah yang masuk dalam kelompok sayuran, seperti halnya buah tomat. lombok hijau sebenarnya adalah lombok merah namun masih muda namun sudah dipetik untuk dijadikan bumbu masakan untuk menambah pedas masakan, karena masih muda maka pedasnya pun tidak begitu tajam jika dibandingkan dengan yang sudah merah atau tua.

Sebenarnya cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan definisi dan asal usul tentang lombok ijo tersebut, lha namanya saja narasi toh, waton gambleh... biar tulisannya kelihatan penuh, dan seperti ahli penulis yang sudah malang melintang didunia persilatan tulis menulis.

Ilustrasi gambar lombok ijo bagi yang belum pernah melihat.
Sebenarnya cerita ini sudah sangat basi, wis ra-anget, agak berjamur juga karena kejadian ini terjadi di tahun 2010 ketika awal menikah dulu, tapi kenangan itu sungguh sangat sayang untuk dilupakan, soalnya kenangan berantem  karena hal konyol dengan sang pujaan hati yang telah kuikat dengan janji suci dalam sebuah ikatan pernikahan yang tertuang pula dengan surat nikah resmi dari kantor urusan negara RI halah.... dlewer meneh nganti mbleber rakaru karuan.. hahaha...

Saat itu seingatku mertua lagi pergi ke kartosuro, kami (aku dan istriku yang syah) haha... ditinggal sendirian dirumah, sepulang dari kerja kami langsung mandi, rencananya mau langsung keluar cari makan, wong tidak ada makanan dirumah, dan lagi males masak (tidak mahir masak tepatnya). Tapi apalah daya saat itu hujan tiba tiba mengguyur kota semarang, disertai dengan petir menggelegar, istriku langsung memelukku dan bilang, "aku takut mas..." tak jawab, "ora popo dik", romantis... kan pengantin baru.. hahaha...
wis ah dlewer meneh mengko.

Kembali kecerita lagi, (benang merah). karena hujan maka kami terpaksa tidak jadi keluar rumah untuk mencari makan, tetapi karena perut lapar akhirnya keluar ide buat masak juga, jadilah bongkar bongkar lemari dapur dan akhirnya kami menemukan makanan laknat pembuat tragedi ini, dialah indomie mie keriting goreng spesial. yakin ora bakal mangan mie kui meneh, nyicipi wae lah sitik hahaha...
Mie Laknat..

Bagaimana aku tidak menyebut ini mie Laknat, gara gara mie ini aku sebagai pengantin baru berantem kok. Setelah menemukan mie ini lantas kami sok romantis. aku bilang "dik mie ini hanya satu, ayo kita masak sepiring berdua", istriku menjawab "iya mas...."


Mulailah kami memasak mie dengan bagi tugas, istriku menghidupkan kompor aku yang mengambil air digentong dan ditaruh dipanci, kemudian diletakkan dikompor yang dihidupkan oleh istriku. sampai sesi ini masih romantis dan penuh perhatian, mesra walau dibuat agak wagu dan sedikit berlebihan. meneh meneh kan manten anyar to nda...

Sambil menunggu air mendidih mulai aku membuka buka kulkas, siapa tau ada bahan sayuran bisa buat penyanding mie, dan kami menemukan telur ayam serta sayuran antara lain Onclang (daun bawang), Brambang (bawang merah), Bawang Putih, Cabe Hijau. nah inilah aktor utama kita dicerita ini, sang CABE HIJAU sebagai biang kerok.... (jreeeengg....).

karena takut istriku keperang (kena pisau) akulah tampil sebagai ksatria pemegang pisau dapur untuk mengiris iris hatimu (halah..). utk mengiris sayuran. sayuran pertama yang tak potong adalah onclang atau daun bawnag, istriku bilang "yang banyak mas aku suka.."  "oke...." jawabku. Selesai sudah Seikat onclang jadi korban pisau dapur, terus bawang merah dan bawang putih cuma dua siung selesai di cincang.

Tibalah giliran sicabai hijau untuk dicincang kali ini, sang cabai hijau ini kelihatan segar, mulus dan ranum.. aku ingat ada lima buah cabe ijo segar dikulkas semuanya merayu dan menyebar fitnah ke dalam pikiranku, "ayo mas potong kami semua kami tidak pedas loh, kami masih hijau masih segar mas..." dan ternyata aku tergoda untuk memotong lima cabe itu. satu cabe selesai aku potong... aman... cabe kedua juga selesai,... aman.. cabe ketiga dengan cepat selesai pula aku potong. dan giliran cabe keempat....

"Stop!!!!" istriku ngomong, "mas cabenya jangan banyak banyak nati pedes", dasar aku yang sudah kerasukan fitnah sang cabe lantas aku ngomong, "gak dek ini cabe hijau gak pedes", istriku ngeyel dan bilang "ini pedes kemarin make dua saja aku kepedesen, ini mosok lima". tak jawab "ya.. nanti kalau pedes aku yang makan".

Tiba tiba tanpa banyak omong, istriku langsung masuk kamar dan dikunci klek!!! hajinguk, ciloko iki.. pikirku wah gak dapet jatah malam ini hahaha... aku jadi bingung ada yang salahkah ucapanku???? tapi aku terus masak itu mie sambil berpikir ada apa ya ini. selesai masak aku ketuk pintu, tok tok tok... bu Joko Punya es? "dek.. miene wis mateng maem ora???" (dek mienya udah matang makan tidak?), langsung dijawab "ORA!!!" (tidak!!!). wah tenanan (beneran) ini pikirku, tapi dengan jurus rayuan maut yang aku pelajari dari eyang sinto gendeng digunung gede akhirnya aku dapat meluluhkan hati istriku yang akhirnya berujung dengan dibukanya pintu kamar.

setelah duduk didepan meja makan tak tanya, "kenapa to dek?" dia jawab, "wong laper kok mau dimakan sendiri mienya", lha deg!!! hajinguk, jawabanku saat ngiris cabe tadi dikira mienya mau tak makan sendiri, langsung tak jelasin to... "dek yang mau tak makan itu cabenya, mienya buat kamu semua gak apa-apa". sesaat istriku bengong, tapi sesaat kemudian kami tertawa bersama HAHAHAHA....

Itulah cerita tentang mie goreng laknat dan cabe hijau, lucu po ra??? ora yo wis sik penting dah tak tulis denga hati iklas, tulus dan ceria setia setiap saat koyo rexona.

Pesan moral : ternyata perut lapar bisa membuat orang yang sedang jatuh cinta sekalipun tidak bisa berpikir cepat, dan itulah pertengkaran kami yang konyol bermula dari lombok ijo. Lombok ijo lombok ijo... dlogok tenan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar