Ilustrasi Mie Kopyok. sumber: google.com |
Makanan ini terdiri dari mie kuning, toge kacang hijau, yang direbus kemudian dikocok kocok. bahan utamanya hanya itu saja, terus penyajiannya ditambah irisan tahu pong, remesan krupuk karag, irisan daun seledri, bumbu bawang putih yang dilarutkan diair dicampur garam, kasih kecap terus ditaburin dengan bawang merah goreng. dan jadilah mie kopyok. kalau mau pedhes tinggal tambah cabenya.
Disemarang makanan ini sangat nikmat, apalagi dimakan siang siang, bisa juga ditambahkan lontong. mungkin karena udara semarang yang suhunya lumayan panas, maka makanan jenis ini terasa seger dan nikmat.
Mie kopyok ini sejatinya adalah makanan murah meriah. Tapi kenapa tiba tiba makanan ini bisa menjadi makanan yang mahal didunia???? yah ini mungkin karena pengalamanku saja, sebenarnya sih ya tidak mahal mahal banget, cuma untuk ukuran mie kopyok harganya kelewat mahal. sehingga aku menyebutnya makanan termahal di dunia.
Awal mula penyebutan makanan mahal ini begini... ehm.... pada suatu hari. Seingatku hari itu adalah hari minggu, lha wong wis suwe... (sudah lama cerita basi lagi) haha.. rapopo sik penting hore!!!. minggu yang panas, istri juga baru hamil muda anak pertama. angin kering berhembus mendaki bukit manyaran, kampung candi pawon sepi.. mungkin karena panas terik, para orang tua juga melarang anak anaknya bermain diluar. aku, istriku, dan ibu mertua lagi asik ngobrol ketika tiba tiba terdengar suara piring di pukul pakai sendok. suara itu begitu khas ketukannya, sumber suara berasal dari jalan depan rumah. ting..ting..ting..ting..ting..
Kami langsung saling pandang satu sama lain, dalam benak kami tanpa berbicara pun langsung sepakat kalau itu adalah suara penjual mie kopyok kelililng. eeeeaaaaaaa........ pas banget karo hawane (bathinku)..... sebelum aku nawari istriku, ternyata dia sudah duluan, "mie kopyok enak nih mas". lha iyes lah tanpa pikir panjang aku lari keluar.
Begitu sampai diluar, nampaklah penjual mie kopyok. orangnya tua dagangannya dipikul pula nampak istirahat dibawah pohon kelengkeng depan rumah, wah pas banget, karo nulung (sambil menolong) pikirku kala itu... mulia sekali hahahaha... tak berapa lama istriku menyusul keluar rumah sambil membawa dua buah piring. sambil omong, dua saja mas, "mama gak mau kok". oke aku langsung pesan ke bapaknya, "pak nyuwun kalih pak" (pak minta dua). langsunglah dibikinkan dua porsi mie kopyok.
Setelah beberapa saat mie kopyok selesai dibuat. lantas sesi membayar tiba, aku bertanya "pinten pak?" (berapa pak). tanyaku. dijawab bapaknya "Rp.15.000", deg!!! dladuk larange... (mahal) pikirku karena dikantong cuma bawa uang 10.000 haha... tapi wajarlah mie kopyok kala itu masih 3.500 per porsi, lha ini malah dua kali lipat. ah gak papa mungkin bapaknya salah hitung, tak tanya sekali lagi untuk memastikan, "pinten pak?" dia jawab "15.000", wo yo tenan iki regane.. (beneran harganya). okelah tidak apa apa. aku masuk ambil kekurangan buat bayar. sampai disitu aku masih santai saja.
Sampai didalam rumah ditanya mertua, "piro le?" kujawab "15.000 mah" jawabku. "wah.. larange....." (mahal sekali). biasalah emak emak, tapi memang mahal sih.. dan aku mencoba menenangkan, "biarlah mah.. wong sudah tua, biar laku dagangannya. sambil menolong juga" tapi sedetik kemudian ucapan yang aku keluarkan seakan membantah sendiri dan mengatakan "jujur saja ko, ini harga terlalu mahal". hal itu terjadi sedetik setelah aku menyeruput kuah mienya... sruuupuuut...... deg!!!!!!!! bajinguk!!!!!! rasane koyo uyuh jaran (kencing kuda). ini bukan berarti aku pernah menyeruput kencing kuda lho ya.. walau hanya dalam khayalanpun tidaaaaaakkkkkkk..... hahahaha. mienya gak enak.... harganya mahal... kapoookkkkk!!!!!
Mertua dan istriku sekarang yang giliran menghiburku, "wis mas dipangan wae, wis kadung dituku kok", (sudah terlanjur dibeli ). sambil ngomel kaya wiridan itu mie uyuh jaran aku makan walau gak sampai habis. Hari minggu berikutnya, siang siang juga bapak penjual mie itu lewat lagi dengan lebih rajin memukul piring menjajakan dagangannya, dalam pikiranku "tutuken nganti pecah pak piringmu, aku rabakal tuku meneh!!!!"
itulah ceritanya, bagi sebagian orang mungkin tidak masalah keluar uang banyak, intinya ada harga ada rupa. asal enak mungkin layak lah dibayar segitu, yah pembelajaran untuk diri sendiri, seandainya nanti berjualan, konsumen adalah mitra kita. kita jaga supaya tidak kapok, karena ditangan mereka pula rejeki kita.
dalam segala hal, Menjual, memberi, melayani adalah kewajiban dari penjual barang atau jasa, sementara hak dari konsumen adalah kepuasan, nantinya dia (konsumen) akan kembali membawa massa, lewat cerita sehingga rejeki kita tetap lancar, jangan berpikir untung besar hanya saat ini saja, kedepannya rugi terus. lebih baik untung yang cukup tapi pendapatannya tetap bahkan meningkat setiap harinya. semoga bermanfaat..
ditulis saat berpikir untuk memulai bisnis sendiri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar