Dalam Kehidupan ini hampir pasti kita sebagai manusia pernah tersesat. walaupun sekali pasti kita pernah mengalaminya. Banyak ungkapan yang sering kita dengar berupa nasehat dari orang yang lebih tua, mereka selalu bilang "hati hati ya, jangan sampai tersesat". Nasehat orang tua itu sedikit banyak pasti ada benarnya, mungkin juga karena mereka pernah tersesat juga ya waktu muda #eh? tapi ketika tersesat mereka bisa kembali, sehingga bisa memberikan nasehat kepada kita yang lebih muda untuk tidak mengikuti jejak mereka untuk tersesat.
Sumber gambar : yukpeqi.com |
Banyak yang menyarankan kita jangan sampai tersesat, tapi pernahkah kita berpikir kenapa? #sokkritis. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan ketika seseorang itu menyarankan kita jangan sampai tersesat. Mungkin saat tersesat kita akan bertemu mahluk yang mengerikan, naga misalnya, yang akan menyemburkan api dan membumi hanguskan raga kita, kalau ketemu naga sih jangan takut, kan sudah ada tutorialnya bagaiman melatih dan menjinakkan naga di film How Train to Your Dragon. Atau mungkin saat tersesat kita ketemu debt collector yang galak, mungkin tersesat model ini yang membuat kita menjadi takut untuk tersesat. Tapi bagaimana jika saat tersesat kita menemukan bidadari, taman buah dan bunga yang indah, sungai megalir ditengahnya, udara sejuk dan penduduk yang ramah? nah lo.
Dalam Tulisan ini bukan hayalan, tapi mungkin sedikit pencerahan saja walau sedikit dipaksakan, tersesat kok dinamakan pencerahan. setidaknya saya mencontohkan apa yang saya alami, bukankah pada artikel Piknik ke Kali adalah piknik yang tidak di sengaja karena tersesat jalan. Namun disini saya tidak menganjurkan untuk tersesat dalam artian yang negatif, karena tersesat pemahaman bisa berbahaya lho. kalau cuma tersesat jalan kita bisa putar balik kan? apalagi kalau tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpamu butiran debu #halah.
Untuk mengetahui tersesat itu adalah suatu hal positif tentunya karena kita sebelumnya mempunyai tujuan, dalam mencapai tujuan kita terkadang bisa mengambil jalan yang salah. ini hendaklah menjadikan pelajaran, menjadi rambu petunjuk supaya jangan sampai salah arah lagi. Sebagai contoh, dulu saat masih sekolah tujuan utama kita adalah memperoleh hasil nilai yang baik di raport atau ijazah. Jalan yang benar harus ditempuh adalah kita banyak belajar, membaca buku dan latihan mengerjakan soal. Namun ada kalanya kita tersesat dalam mencapai tujuan itu, yaitu dengan cara membuat kepekan atau contekan. Tujuan mendapat nilai bagus mungkin tercapai akan tetapi tentu saja hal ini membawa resiko, tujuan kita tercapai akan tetapi jalannya salah. karena kita sudah tidak jujur dan menipu diri kita sendiri, kita tidak dapat ilmunya, hanya nilai di ijazah atau rapor saja. Untuk tersesat yang model ini saya tidak menyarankan dan menganjurkan, paham? karena ini sebenarnya bukan tersesat, namun menyesatkan diri.
Jangan takut tersesat adalah motifasi yang di pakai apabila kita tanpa sengaja mengambil jalan atau cara yang menurut orang salah namun kita malah menemukan hal baru. Tersesat akan bisa menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya, jika kita mau belajar dan menjadikan ketersesatan ini sebagai rambu pengingat. Jika ketersesatan kita ini berdampak buruk kita bisa menyarankan orang lain agar tidak ikut ikutan, tapi jika malah menjadikan lebih baik maka wajib kita tularkan. kira kira hal inilah yang saya maksudkan.
Saat kita tersesat dan bisa kembali, kita akan bisa bercerita apa yang kita alami. Jika kita menemukan sesuatu yang baik tentunya bisa kita bagikan hal baik tersebut kepada orang disekitar kita, namun jika suatu hal baru tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya negatif, misalkan jalan yang kita lalui melewati hutan, jalanan rusak dan sebagainya, kita juga bisa ceritakan agar yang lain tidak melalui jalanan tersebut. Bukankan pengalaman adalah guru yang terbaik untuk kita. untuk itu, saat mencapai tujuan, jangan takut tersesat, jika sebelum jalan kita sudah berfikir dan takut salah jalan, maka kita tidak akan pernah kemana mana dan tidak akan pernah sampai pada tujuan tersebut.
"Tidak tau jalan untuk mencapai tempat yang baru itu hal yang lumrah, akan tetapi kita tidak akan pernah tau jalan yang kita tempuh itu benar atau salah jika kita tidak tersesat."
Jangan takut tersesat, karena tersesat itu banyak pelajaran yang bisa kita petik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar