Pilpres atau Pemilihan Presiden langsung 2014 diindonesia kali ini sangat riuh dimasyarakat, baik itu di media sosial, atau dimasyarakat langsung secara umum. Pilpres kali ini sangat unik dari pilpres tahun-tahun sebelumnya, soalnya dari putaran pertama hanya ada dua calon yang langsung memperebutkan kursi presiden. kedua nama tersebut adalah Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Prabowo dalam pilpres kali ini bernomor urut satu, dengan calon wakil presidennya Hatta Rajasa, sedangkan Jokowi bernomor urut dua dengan calon wakil presidennya Jusuf Kalla.
sumber : google.com |
Kedua Capres-Cawapres tentu saja memaparkan visi misi untuk memajukan bangsa ini. Dalam upaya menarik simpati rakyat. Dalam mengkampanyekan visi-misi, kedua capres didukung pula oleh para anggota partai yang menjadi mesin politik untuk meraih kemenangan dalam pilpres nanti.
Dalam hingar bingar kampanye untuk pilpres, para pendukung dari masing masing capres banyak sekali mengeluarkan pujian khusus untuk pasangan calon presiden dan wakil yang didukungnya, namun sering sekali melontarkan serangan untuk kubu calon presiden dan wakil presiden yang menjadi lawannya di pilpres nanti. Ternyata efek dan euforia dari pipres ini turut dirasakan langsung oleh rakyat Indonesia. Tiba-tiba banyak komentator dan politikus dadakan dimasyarakat. tak jarang pula ungkapan miring dan menghina personal dikeluarkan oleh pendukung kedua calon.
Untuk berita penyerangan masing masing kubu dapat dengan mudah kita temukan, karena banyak sekali terdapat diforum forum dan media massa, baik itu media cetak, atau media sosial lain yang ada diinternet dan televisi. Yang ingin saya kemukakan dalam benak saya ini adalah, dihingar bingarnya pilpres ini bamyak dari kita yang lupa jatidiri masing masing. siapa sebenarnya kita, dan peran apa kita selama ini dimasyarakat. namun dengan mudahnya banyak dari kita menyerang secara personal membuly yang bukan pada tempatnya. Padahal pilpres adalah adu visi dan misi yang bertujuan untuk memajukan bangsa Indonesia dari sisi manapun. lha kok malah menhina dan merendahkan calon pemimpin kita tanpa melihat bahwa kita ini belum ada apa apanya jika dibanding mereka.
Jika akhirnya saling serang dan menghujat yang bukan merupakan visi misi, tetapi saling hujat untuk menjatuhkan lawan yang sering berupa fitnah dan hinaan, dalam benak saya tidaklah perlu ada pilpres secara langsung. Kejenuhan yang saya rasakan ini mungkin banyak dirasakan pula oleh yang lain sebagai rakyat biasa yang suaranya tidak pernah didengar, namun hanya dibutuhkan saat pilpres dan pemilu saja. ini hanya pemikiran logis, kita mencari calon presiden dan wakil untuk mensejahterakan rakyat dan memajukan negara Indonesia. Bukan memilih tokoh kemudian kita hujat rame-rame. Dengan sistem demokrasi sekarang, sudah pasti nanti salah satu dari kedua calon ini akan memimpin bangsa ini. Apa tidak malu kita menghina dan merendahkan calon pemimpin bangsa ini.
Para pendukung pasangan capres-cawapres dielit politik, coba gunakan hati kecil kalian, contohkan kepada kami rakyat ini cara berpolitik yang santun, jangan contohkan kami cara bermusuhan untuk membuat kubu-kubuan dan saling serang satu sama lain. Bukankah apa yang kalian ucapkan itu nanti ada pertanggung jawabannya kelak di akherat, bukan bermaksud menggurui atau menghukumi para politisi di elit sana. tapi rakyat ini perlu diajarkan tatacara berperilaku yang baik, kami tidak hanya butuh pemimpin saja, tapi kami butuh pemimpin yang bukan sekedar pandai tapi baik juga dalam tingkah lakunya.
Sebagai rakyat biasa, kami ini tidak punya pilihan, siapapun yang disuguhkan kita disuruh memilih. setelah memilih, secara signifikan kita ini tidak ada perubahan, maksudnya, yang petani kembali bertani, pedagang kembali berdagang, nelayan kembali melaut, buruh kembali bekerja, orang kantoran kembali dimaki-maki boss, "saya rela kok memilih maling misal calon yang diajukan ini maling semua, tapi salah satunya adalah paedofil. lebih baik dipimpin oleh maling saja yang keburukannya kita ketahui, paling nanti barang kita yang dicuri, tapi kalo maling itu paedofil mungkin akan membahayakan bagi anak anak kita kan, sudah barang kita hilang dicuri, ditambah lagi anak kita disodomi." (kutipan dari abul-jauzaa.blogspot.com, dengan redaksi saya saendiri) nah dari sini cobalah mengerti, siapapun pemimpinnya kita ini hanya orang biasa. mau milih silahkan, siapa saja pilihanmu tidak ada yang melarang, yang saya sesalkan adalah kenapa kita harus terpecah, saling hujat hanya untuk pilpres yang tidak mengubah secara signifikan kehidupan kita.
Menghujat dan memaki adalah gampang, kalian yang mati matian membela salah satu pasangan calon, coba pikir sekali lagi, kalau calon kalian tidak menang apa kalian mau pindah negara? atau bunuh diri? atau jadi teroris?. Nantinya kalian juga akan tetap dinegara ini kan? jangan sempitkan pemikiran harus ini kalo tidak ini mending tidak. ayolah mari kita dukung negara ini untuk lebih baik, bukan saling serang, saling hujat yang hanya akan menimbulkan perpecahan bangsa, malu kita sebagai satu keluarga besar malah saling berperang. tidak cukupkah kehancuran Majapahit menjadi contoh bahwa negara besar hancur oleh perang saudara, tidakkah cukup 350th bangsa kita dijajah hanya oleh negara kecil belanda yang di Eropa sana adalah negara miskin pada waktu itu. Wahai saudaraku, bersatulah, tak perduli presiden yang terpilih ini nanti kurus apa gemuk, bisa naik kuda atau tidak, bekas militer atau bukan, yang penting jangan saling serang hujat menghujat agar hidup kita damai dan negara ini menjadi negara yang adil , makmur, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharjo, seperti yang diidam idamkan pendiri bangsa ini dan rakyat jelata seperti saya ini. Siapapun pemimpinnya kalau tujuannya mensejahterakan rakyat wajib kita dukung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar